Implementasi Bimbingan Konseling Dengan Pendekatan Kognitif - Behavioral Dalam Pendampingan Korban Pelecehan Seksual Di Lembaga Perlindungan Perempuan Anak Dan Remaja (LPPAR) Kota Pekalongan

Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Pendekatan Kognitif-Behavioral, Korban Pelecehan Seksual, (LP-PAR) Kota Pekalongan. Permasalahan kasus pelecehan seksual yang saat ini banyak terjadi pada anak-anak dan remaja, walaupun secara normatif telah banyak peraturan Perundang-undangan yang melindungi anak a...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Leni Silviana (2041112007), Siti Mumun Muniroh, S.Psi. M.A
Format: Online
Language:Indonesia
Published: Prodi S-1 Bimbingan Konseling Islam Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Pekalonga 2016
Online Access:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=992748
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
id oai:slims-992748
recordtype slims
institution IAIN Pekalongan
collection Book
language Indonesia
format Online
author Leni Silviana (2041112007)
Siti Mumun Muniroh, S.Psi. M.A
spellingShingle Leni Silviana (2041112007)
Siti Mumun Muniroh, S.Psi. M.A
Implementasi Bimbingan Konseling Dengan Pendekatan Kognitif - Behavioral Dalam Pendampingan Korban Pelecehan Seksual Di Lembaga Perlindungan Perempuan Anak Dan Remaja (LPPAR) Kota Pekalongan
author_facet Leni Silviana (2041112007)
Siti Mumun Muniroh, S.Psi. M.A
author_sort Leni Silviana (2041112007)
title Implementasi Bimbingan Konseling Dengan Pendekatan Kognitif - Behavioral Dalam Pendampingan Korban Pelecehan Seksual Di Lembaga Perlindungan Perempuan Anak Dan Remaja (LPPAR) Kota Pekalongan
title_short Implementasi Bimbingan Konseling Dengan Pendekatan Kognitif - Behavioral Dalam Pendampingan Korban Pelecehan Seksual Di Lembaga Perlindungan Perempuan Anak Dan Remaja (LPPAR) Kota Pekalongan
title_full Implementasi Bimbingan Konseling Dengan Pendekatan Kognitif - Behavioral Dalam Pendampingan Korban Pelecehan Seksual Di Lembaga Perlindungan Perempuan Anak Dan Remaja (LPPAR) Kota Pekalongan
title_fullStr Implementasi Bimbingan Konseling Dengan Pendekatan Kognitif - Behavioral Dalam Pendampingan Korban Pelecehan Seksual Di Lembaga Perlindungan Perempuan Anak Dan Remaja (LPPAR) Kota Pekalongan
title_full_unstemmed Implementasi Bimbingan Konseling Dengan Pendekatan Kognitif - Behavioral Dalam Pendampingan Korban Pelecehan Seksual Di Lembaga Perlindungan Perempuan Anak Dan Remaja (LPPAR) Kota Pekalongan
title_sort implementasi bimbingan konseling dengan pendekatan kognitif - behavioral dalam pendampingan korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (lppar) kota pekalongan
description Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Pendekatan Kognitif-Behavioral, Korban Pelecehan Seksual, (LP-PAR) Kota Pekalongan. Permasalahan kasus pelecehan seksual yang saat ini banyak terjadi pada anak-anak dan remaja, walaupun secara normatif telah banyak peraturan Perundang-undangan yang melindungi anak atas tindakan sewenang-wenang dari pihak lain, tetapi masih banyak kejadian tersebut menimpa anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, Dalam pendampingan korban pelecehan seksual dengan menggunakan pendekatan kognitif-behavioral mutlak diperlukan untuk pemulihan psikis dan traumatis serta perubahan tingkah laku terhadap korban pelecehan seksual ini agar korban bisa menerima keadaannya yang sekarang dan bisa kembali dalam kondisi yang sebelumnya. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1) Bagaimana kondisi psikologis korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan? 2) Bagaimana implementasi bimbingan konseling dengan pendekatan kognitif-behavioral dalam pendampingan korban pelecehan seksual dilembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan dan mengetahui Implementasi bimbingan konseling dengan pendekatan kognitif behavioral dalam pendampingan korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan psikologi. Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu metode yang digunakan terhadap suatu data yang dikumpulkan, kemudian disusun, dijelaskan, dan sekaligus dianalisa. Hasil penelitian ini menunjukan, dilihat dari kondisi psikologis korban sebelum pendamping melakukan pendampingan lebih lanjut kepada korban, yang mencakup tiga aspek: a) kognitif/pikiran, persepsi korban terhadap pelaku menyimpan rasa amarah dan benci yang sangat mendalam. b) perasaan (emosi), perasaan emosi korban yang tidak terkontrol, merasa trauma, perasaan dirinya yang selalu bersalah, merasa tidak tenang dan selalu gelisah. c) perilaku, korban tidak mempunyai rasa percaya diri, tidak bisa berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan sekitar. Dan berdasarkan hasil setelah pendamping melakukan viii pendampingan lebih lanjut selama 7 bulan (Maret-Oktober) kepada korban, dilihat dari kondisi psikologis korban yang mencakup tiga aspek: a) kognitif/pikiran, korban sedikit demi sedikit sudah mulai menghilangkan persepsi-persepsi negatif yang ada dalam dirinya. b) perasaan (emosi), korban sudah bisa mengontrol emosinya lebih baik, korban sudah bisa menghilangkan perasaan trauma, dan korban sudah lebih tenang dengan kondisinya yang sekarang. c) perilaku, korban sekarang sudah mulai tumbuh rasa percaya dirinya lagi, dan mulai berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan sekitar. Implementasi bimbingan konseling dengan pendekatan kognitif-behavioral dalam pendampingan korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan, dalam implementasi bimbingan konseling ada tiga aspek yang meliputi: a) Perencanaan, dalam perencanaan program di LP-PAR ada beberapa perencanaan, kesiapan tim, penyediaan anggaran, tenaga tim profesi dan fultimer, LP-PAR juga harus sampai ketingkat bawah (kelurahan), b) Pelaksanaan/Proses, dalam pelaksanaan proses standar operasional prosedur mekanisme pengaduan pertama harus dicatat terlebih dahulu oleh fultimer tentang masalah nya apa, kemudian setelah itu langsung kepada tim profesi ibu nur agustina selaku psikolog/konselor LP-PAR. Selain pelaksanaan/proses yang dilakukan oleh LPPAR dalam menangani pengaduan kasus, pelaksanaan/proses yang dilakukan pendamping dalam melakukan pendampingan lebih lanjut kepada korban adalah: pendamping melakukan pendampingan lebih lanjut selama 7 bulan (Maret- Oktober), pendamping melakukan pendampingan dalam satu bulan terkadang selama 4-5 pertemuan, dalam satu minggunya terkadang bisa satu kali pertemuan atau dua kali pertemuan. Dalam pertemuan setiap minggunya pendamping tidak mengharuskan sesuai dengan harinya., Tetapi pendamping melakukan pendampingan lebih lanjut sesuai waktu luang pendamping dan juga waktu luang korbannya, tanpa harus menjadwalkan sesuai harinya. c) Evaluasi, evaluasi biasanya dilakukan di rapat koordinasi intern, tim profesi tentang kasus-kasus yang yang terjadi sesuai dengan pengaduan. Selain mencakup tiga aspek implementasi Bimbingan konseling (perencanaan, pelaksanaan/proses, dan evaluasi), konselor atau psikolog menggunakan pendekatan kognitif-behavioral beserta teknik konselingnya yaitu penguatan positif.
publisher Prodi S-1 Bimbingan Konseling Islam Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Pekalonga
publishDate 2016
url http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=992748
_version_ 1690546459519221760
spelling oai:slims-992748Implementasi Bimbingan Konseling Dengan Pendekatan Kognitif - Behavioral Dalam Pendampingan Korban Pelecehan Seksual Di Lembaga Perlindungan Perempuan Anak Dan Remaja (LPPAR) Kota Pekalongan Leni Silviana (2041112007) Siti Mumun Muniroh, S.Psi. M.A Prodi S-1 Bimbingan Konseling Islam Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Pekalonga 2016 Indonesia SKRIPSI BKI SKRIPSI BKI xv, 90 hlm.; 21X30 cm Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Pendekatan Kognitif-Behavioral, Korban Pelecehan Seksual, (LP-PAR) Kota Pekalongan. Permasalahan kasus pelecehan seksual yang saat ini banyak terjadi pada anak-anak dan remaja, walaupun secara normatif telah banyak peraturan Perundang-undangan yang melindungi anak atas tindakan sewenang-wenang dari pihak lain, tetapi masih banyak kejadian tersebut menimpa anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, Dalam pendampingan korban pelecehan seksual dengan menggunakan pendekatan kognitif-behavioral mutlak diperlukan untuk pemulihan psikis dan traumatis serta perubahan tingkah laku terhadap korban pelecehan seksual ini agar korban bisa menerima keadaannya yang sekarang dan bisa kembali dalam kondisi yang sebelumnya. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1) Bagaimana kondisi psikologis korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan? 2) Bagaimana implementasi bimbingan konseling dengan pendekatan kognitif-behavioral dalam pendampingan korban pelecehan seksual dilembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan dan mengetahui Implementasi bimbingan konseling dengan pendekatan kognitif behavioral dalam pendampingan korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan psikologi. Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu metode yang digunakan terhadap suatu data yang dikumpulkan, kemudian disusun, dijelaskan, dan sekaligus dianalisa. Hasil penelitian ini menunjukan, dilihat dari kondisi psikologis korban sebelum pendamping melakukan pendampingan lebih lanjut kepada korban, yang mencakup tiga aspek: a) kognitif/pikiran, persepsi korban terhadap pelaku menyimpan rasa amarah dan benci yang sangat mendalam. b) perasaan (emosi), perasaan emosi korban yang tidak terkontrol, merasa trauma, perasaan dirinya yang selalu bersalah, merasa tidak tenang dan selalu gelisah. c) perilaku, korban tidak mempunyai rasa percaya diri, tidak bisa berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan sekitar. Dan berdasarkan hasil setelah pendamping melakukan viii pendampingan lebih lanjut selama 7 bulan (Maret-Oktober) kepada korban, dilihat dari kondisi psikologis korban yang mencakup tiga aspek: a) kognitif/pikiran, korban sedikit demi sedikit sudah mulai menghilangkan persepsi-persepsi negatif yang ada dalam dirinya. b) perasaan (emosi), korban sudah bisa mengontrol emosinya lebih baik, korban sudah bisa menghilangkan perasaan trauma, dan korban sudah lebih tenang dengan kondisinya yang sekarang. c) perilaku, korban sekarang sudah mulai tumbuh rasa percaya dirinya lagi, dan mulai berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan sekitar. Implementasi bimbingan konseling dengan pendekatan kognitif-behavioral dalam pendampingan korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan, dalam implementasi bimbingan konseling ada tiga aspek yang meliputi: a) Perencanaan, dalam perencanaan program di LP-PAR ada beberapa perencanaan, kesiapan tim, penyediaan anggaran, tenaga tim profesi dan fultimer, LP-PAR juga harus sampai ketingkat bawah (kelurahan), b) Pelaksanaan/Proses, dalam pelaksanaan proses standar operasional prosedur mekanisme pengaduan pertama harus dicatat terlebih dahulu oleh fultimer tentang masalah nya apa, kemudian setelah itu langsung kepada tim profesi ibu nur agustina selaku psikolog/konselor LP-PAR. Selain pelaksanaan/proses yang dilakukan oleh LPPAR dalam menangani pengaduan kasus, pelaksanaan/proses yang dilakukan pendamping dalam melakukan pendampingan lebih lanjut kepada korban adalah: pendamping melakukan pendampingan lebih lanjut selama 7 bulan (Maret- Oktober), pendamping melakukan pendampingan dalam satu bulan terkadang selama 4-5 pertemuan, dalam satu minggunya terkadang bisa satu kali pertemuan atau dua kali pertemuan. Dalam pertemuan setiap minggunya pendamping tidak mengharuskan sesuai dengan harinya., Tetapi pendamping melakukan pendampingan lebih lanjut sesuai waktu luang pendamping dan juga waktu luang korbannya, tanpa harus menjadwalkan sesuai harinya. c) Evaluasi, evaluasi biasanya dilakukan di rapat koordinasi intern, tim profesi tentang kasus-kasus yang yang terjadi sesuai dengan pengaduan. Selain mencakup tiga aspek implementasi Bimbingan konseling (perencanaan, pelaksanaan/proses, dan evaluasi), konselor atau psikolog menggunakan pendekatan kognitif-behavioral beserta teknik konselingnya yaitu penguatan positif. Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Pendekatan Kognitif-Behavioral, Korban Pelecehan Seksual, (LP-PAR) Kota Pekalongan. Permasalahan kasus pelecehan seksual yang saat ini banyak terjadi pada anak-anak dan remaja, walaupun secara normatif telah banyak peraturan Perundang-undangan yang melindungi anak atas tindakan sewenang-wenang dari pihak lain, tetapi masih banyak kejadian tersebut menimpa anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, Dalam pendampingan korban pelecehan seksual dengan menggunakan pendekatan kognitif-behavioral mutlak diperlukan untuk pemulihan psikis dan traumatis serta perubahan tingkah laku terhadap korban pelecehan seksual ini agar korban bisa menerima keadaannya yang sekarang dan bisa kembali dalam kondisi yang sebelumnya. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1) Bagaimana kondisi psikologis korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan? 2) Bagaimana implementasi bimbingan konseling dengan pendekatan kognitif-behavioral dalam pendampingan korban pelecehan seksual dilembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan dan mengetahui Implementasi bimbingan konseling dengan pendekatan kognitif behavioral dalam pendampingan korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan psikologi. Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu metode yang digunakan terhadap suatu data yang dikumpulkan, kemudian disusun, dijelaskan, dan sekaligus dianalisa. Hasil penelitian ini menunjukan, dilihat dari kondisi psikologis korban sebelum pendamping melakukan pendampingan lebih lanjut kepada korban, yang mencakup tiga aspek: a) kognitif/pikiran, persepsi korban terhadap pelaku menyimpan rasa amarah dan benci yang sangat mendalam. b) perasaan (emosi), perasaan emosi korban yang tidak terkontrol, merasa trauma, perasaan dirinya yang selalu bersalah, merasa tidak tenang dan selalu gelisah. c) perilaku, korban tidak mempunyai rasa percaya diri, tidak bisa berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan sekitar. Dan berdasarkan hasil setelah pendamping melakukan viii pendampingan lebih lanjut selama 7 bulan (Maret-Oktober) kepada korban, dilihat dari kondisi psikologis korban yang mencakup tiga aspek: a) kognitif/pikiran, korban sedikit demi sedikit sudah mulai menghilangkan persepsi-persepsi negatif yang ada dalam dirinya. b) perasaan (emosi), korban sudah bisa mengontrol emosinya lebih baik, korban sudah bisa menghilangkan perasaan trauma, dan korban sudah lebih tenang dengan kondisinya yang sekarang. c) perilaku, korban sekarang sudah mulai tumbuh rasa percaya dirinya lagi, dan mulai berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan sekitar. Implementasi bimbingan konseling dengan pendekatan kognitif-behavioral dalam pendampingan korban pelecehan seksual di lembaga perlindungan perempuan anak dan remaja (LP-PAR) kota pekalongan, dalam implementasi bimbingan konseling ada tiga aspek yang meliputi: a) Perencanaan, dalam perencanaan program di LP-PAR ada beberapa perencanaan, kesiapan tim, penyediaan anggaran, tenaga tim profesi dan fultimer, LP-PAR juga harus sampai ketingkat bawah (kelurahan), b) Pelaksanaan/Proses, dalam pelaksanaan proses standar operasional prosedur mekanisme pengaduan pertama harus dicatat terlebih dahulu oleh fultimer tentang masalah nya apa, kemudian setelah itu langsung kepada tim profesi ibu nur agustina selaku psikolog/konselor LP-PAR. Selain pelaksanaan/proses yang dilakukan oleh LPPAR dalam menangani pengaduan kasus, pelaksanaan/proses yang dilakukan pendamping dalam melakukan pendampingan lebih lanjut kepada korban adalah: pendamping melakukan pendampingan lebih lanjut selama 7 bulan (Maret- Oktober), pendamping melakukan pendampingan dalam satu bulan terkadang selama 4-5 pertemuan, dalam satu minggunya terkadang bisa satu kali pertemuan atau dua kali pertemuan. Dalam pertemuan setiap minggunya pendamping tidak mengharuskan sesuai dengan harinya., Tetapi pendamping melakukan pendampingan lebih lanjut sesuai waktu luang pendamping dan juga waktu luang korbannya, tanpa harus menjadwalkan sesuai harinya. c) Evaluasi, evaluasi biasanya dilakukan di rapat koordinasi intern, tim profesi tentang kasus-kasus yang yang terjadi sesuai dengan pengaduan. Selain mencakup tiga aspek implementasi Bimbingan konseling (perencanaan, pelaksanaan/proses, dan evaluasi), konselor atau psikolog menggunakan pendekatan kognitif-behavioral beserta teknik konselingnya yaitu penguatan positif. Emosi dan Perasaan Psikologi Fisiologis Perilaku - Percaya Diri Kognitif - Pikiran 152.4 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=992748 SK BKI 17.011 SIL i 17SK1741011.00 http://103.142.62.240:80/perpus/images/docs/cover_leni_silviana.png.png
score 10.821803