Kekerasan di Lembaga Pendidikan (Studi Tentang Perilaku Kekerasan Terhadap Siswa di SMP Kota Pekalongan)
Penelitian ini mengkaji tentang kekerasan di lembaga pendidikan, yang difokuskan pada kekerasan yang dialami oleh siswa sebagai korban baik itu kekerasan yang dilakukan oleh guru, tenaga kependidikan maupun sesama siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali dan mengungkapkan penyebab terjadin...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Online |
Language: | Indonesia |
Published: |
LP2M IAIN Pekalongan
2017
|
Online Access: | http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=995349 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
oai:slims-995349 |
---|---|
recordtype |
slims |
institution |
IAIN Pekalongan |
collection |
Book |
language |
Indonesia |
format |
Online |
author |
Rita Rahmawati Aris Nur Khamidi Maslikhah |
spellingShingle |
Rita Rahmawati Aris Nur Khamidi Maslikhah Kekerasan di Lembaga Pendidikan (Studi Tentang Perilaku Kekerasan Terhadap Siswa di SMP Kota Pekalongan) |
author_facet |
Rita Rahmawati Aris Nur Khamidi Maslikhah |
author_sort |
Rita Rahmawati |
title |
Kekerasan di Lembaga Pendidikan (Studi Tentang Perilaku Kekerasan Terhadap Siswa di SMP Kota Pekalongan) |
title_short |
Kekerasan di Lembaga Pendidikan (Studi Tentang Perilaku Kekerasan Terhadap Siswa di SMP Kota Pekalongan) |
title_full |
Kekerasan di Lembaga Pendidikan (Studi Tentang Perilaku Kekerasan Terhadap Siswa di SMP Kota Pekalongan) |
title_fullStr |
Kekerasan di Lembaga Pendidikan (Studi Tentang Perilaku Kekerasan Terhadap Siswa di SMP Kota Pekalongan) |
title_full_unstemmed |
Kekerasan di Lembaga Pendidikan (Studi Tentang Perilaku Kekerasan Terhadap Siswa di SMP Kota Pekalongan) |
title_sort |
kekerasan di lembaga pendidikan (studi tentang perilaku kekerasan terhadap siswa di smp kota pekalongan) |
description |
Penelitian ini mengkaji tentang kekerasan di lembaga pendidikan, yang difokuskan pada kekerasan yang dialami oleh siswa sebagai korban baik itu kekerasan yang dilakukan oleh guru, tenaga kependidikan maupun sesama siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali dan mengungkapkan penyebab terjadinya kekerasan terhadap siswa di SMP Kota Pekalongan. Untuk mengetahui bentuk dan dampaknya terhadap siswa yang mengalami tindak kekerasan tersebut. Untuk menjelaskan upaya yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Temuan penelitian ini bahwa kekerasan yang dilakukan oleh pihak guru karena ingin menerapkan kedisiplinan. Faktor internal guru karena kondisi ekonomi dan psikologis guru yang labil karena masalah keluarga dan karakter guru tertentu yang kurang pemahaman akan substansi pendidikan, dan kekikat kekerasan. Adapun kekerasan yang terjadi diantara para siswa (yang menjadi korban) ini umumnya disebabkan oleh kondisi karakter tertentu dari siswa yang bersangkutan seperti karena kondisi fisik tertentu yang khas, sifatnya yang pendiam lemah, mudah galau bahkan termasuk mereka yang sombong juga bisa jadi korban atas perilaku sombongnya. Sedangkan kondisi pelaku pada umumnya mereka yang memiliki sifat sombong, egois, sok (sok cantik, sok ganteng, sok jagoan, kuminter/sok pinter, dan cenderung sewenang wenang). Bentuk kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa berupa kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan verbal. Bentuk kekerasan yang terjadi diantara siswa meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual. Dampak dari kekerasan ini adalah siswa menjadi takut, sedih, trauma tidak mau masuk sekolah. Adapun dampak kekerasan yang terjadi diantara siswa adalah 1) bagi siswa yang menjadi pelaku antara lain : merasakan puas, senang bahkan bangga telah berhasil membuat orang lain menderita, merasa sombong, ada pula yang merasa menyesal atas perbuatannya. 2) bagi siswa yang menjadi korban, antara lain : dampak yang ditimbulkan karena kekerasan fisik maka siswa mengalami kesakitan fisik, kekerasan psikis siswa mengalami tertekan mental-fikirannya; akibat kekerasan cyber dalam hal ini maka bagi pelajar tertentu bersikap biasa saja, cuek, masa bodoh seperti tidak terjadi apa-apa, namun ada juga yang diam saja (memendam rasa yang dalam) tidak ada keberanian untuk beraksi apapun karena takut, merasa malu dalam fikirannya seolah semua orang menertawakannya, minder tidak percaya diri, merasa dirinya kurang, merasa sebel-keki, merasa dikucilkan, menarik diri dari pergaulan, meratap menangisi diri sendiri, serta lebih senang menyendiri. Akibat lebih lanjut, maka semua ini dapat menyebabkan anak tertentu malas belajar, malas berangkat sekolah karen merasa takut, malu dicemooh ketika bertemu dengan teman-temannya dan menjadi galau dan menyebabkan prestasinya menurun. Maka yang harus dilakukan adalah memaknai ulang hakikat pendidikan dan kembali pada pendekatan pendidikan nir kekerasan Ki Hadjar Dewantoro. |
publisher |
LP2M IAIN Pekalongan |
publishDate |
2017 |
url |
http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=995349 |
_version_ |
1690546315610554368 |
spelling |
oai:slims-995349Kekerasan di Lembaga Pendidikan (Studi Tentang Perilaku Kekerasan Terhadap Siswa di SMP Kota Pekalongan) Rita Rahmawati Aris Nur Khamidi Maslikhah LP2M IAIN Pekalongan 2017 Indonesia Laporan Penelitian Laporan Penelitian ix, 90 hlm., 29 cm., Bibliografi : 88-90 Penelitian ini mengkaji tentang kekerasan di lembaga pendidikan, yang difokuskan pada kekerasan yang dialami oleh siswa sebagai korban baik itu kekerasan yang dilakukan oleh guru, tenaga kependidikan maupun sesama siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali dan mengungkapkan penyebab terjadinya kekerasan terhadap siswa di SMP Kota Pekalongan. Untuk mengetahui bentuk dan dampaknya terhadap siswa yang mengalami tindak kekerasan tersebut. Untuk menjelaskan upaya yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Temuan penelitian ini bahwa kekerasan yang dilakukan oleh pihak guru karena ingin menerapkan kedisiplinan. Faktor internal guru karena kondisi ekonomi dan psikologis guru yang labil karena masalah keluarga dan karakter guru tertentu yang kurang pemahaman akan substansi pendidikan, dan kekikat kekerasan. Adapun kekerasan yang terjadi diantara para siswa (yang menjadi korban) ini umumnya disebabkan oleh kondisi karakter tertentu dari siswa yang bersangkutan seperti karena kondisi fisik tertentu yang khas, sifatnya yang pendiam lemah, mudah galau bahkan termasuk mereka yang sombong juga bisa jadi korban atas perilaku sombongnya. Sedangkan kondisi pelaku pada umumnya mereka yang memiliki sifat sombong, egois, sok (sok cantik, sok ganteng, sok jagoan, kuminter/sok pinter, dan cenderung sewenang wenang). Bentuk kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa berupa kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan verbal. Bentuk kekerasan yang terjadi diantara siswa meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual. Dampak dari kekerasan ini adalah siswa menjadi takut, sedih, trauma tidak mau masuk sekolah. Adapun dampak kekerasan yang terjadi diantara siswa adalah 1) bagi siswa yang menjadi pelaku antara lain : merasakan puas, senang bahkan bangga telah berhasil membuat orang lain menderita, merasa sombong, ada pula yang merasa menyesal atas perbuatannya. 2) bagi siswa yang menjadi korban, antara lain : dampak yang ditimbulkan karena kekerasan fisik maka siswa mengalami kesakitan fisik, kekerasan psikis siswa mengalami tertekan mental-fikirannya; akibat kekerasan cyber dalam hal ini maka bagi pelajar tertentu bersikap biasa saja, cuek, masa bodoh seperti tidak terjadi apa-apa, namun ada juga yang diam saja (memendam rasa yang dalam) tidak ada keberanian untuk beraksi apapun karena takut, merasa malu dalam fikirannya seolah semua orang menertawakannya, minder tidak percaya diri, merasa dirinya kurang, merasa sebel-keki, merasa dikucilkan, menarik diri dari pergaulan, meratap menangisi diri sendiri, serta lebih senang menyendiri. Akibat lebih lanjut, maka semua ini dapat menyebabkan anak tertentu malas belajar, malas berangkat sekolah karen merasa takut, malu dicemooh ketika bertemu dengan teman-temannya dan menjadi galau dan menyebabkan prestasinya menurun. Maka yang harus dilakukan adalah memaknai ulang hakikat pendidikan dan kembali pada pendekatan pendidikan nir kekerasan Ki Hadjar Dewantoro. Penelitian ini mengkaji tentang kekerasan di lembaga pendidikan, yang difokuskan pada kekerasan yang dialami oleh siswa sebagai korban baik itu kekerasan yang dilakukan oleh guru, tenaga kependidikan maupun sesama siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali dan mengungkapkan penyebab terjadinya kekerasan terhadap siswa di SMP Kota Pekalongan. Untuk mengetahui bentuk dan dampaknya terhadap siswa yang mengalami tindak kekerasan tersebut. Untuk menjelaskan upaya yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Temuan penelitian ini bahwa kekerasan yang dilakukan oleh pihak guru karena ingin menerapkan kedisiplinan. Faktor internal guru karena kondisi ekonomi dan psikologis guru yang labil karena masalah keluarga dan karakter guru tertentu yang kurang pemahaman akan substansi pendidikan, dan kekikat kekerasan. Adapun kekerasan yang terjadi diantara para siswa (yang menjadi korban) ini umumnya disebabkan oleh kondisi karakter tertentu dari siswa yang bersangkutan seperti karena kondisi fisik tertentu yang khas, sifatnya yang pendiam lemah, mudah galau bahkan termasuk mereka yang sombong juga bisa jadi korban atas perilaku sombongnya. Sedangkan kondisi pelaku pada umumnya mereka yang memiliki sifat sombong, egois, sok (sok cantik, sok ganteng, sok jagoan, kuminter/sok pinter, dan cenderung sewenang wenang). Bentuk kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap siswa berupa kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan verbal. Bentuk kekerasan yang terjadi diantara siswa meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual. Dampak dari kekerasan ini adalah siswa menjadi takut, sedih, trauma tidak mau masuk sekolah. Adapun dampak kekerasan yang terjadi diantara siswa adalah 1) bagi siswa yang menjadi pelaku antara lain : merasakan puas, senang bahkan bangga telah berhasil membuat orang lain menderita, merasa sombong, ada pula yang merasa menyesal atas perbuatannya. 2) bagi siswa yang menjadi korban, antara lain : dampak yang ditimbulkan karena kekerasan fisik maka siswa mengalami kesakitan fisik, kekerasan psikis siswa mengalami tertekan mental-fikirannya; akibat kekerasan cyber dalam hal ini maka bagi pelajar tertentu bersikap biasa saja, cuek, masa bodoh seperti tidak terjadi apa-apa, namun ada juga yang diam saja (memendam rasa yang dalam) tidak ada keberanian untuk beraksi apapun karena takut, merasa malu dalam fikirannya seolah semua orang menertawakannya, minder tidak percaya diri, merasa dirinya kurang, merasa sebel-keki, merasa dikucilkan, menarik diri dari pergaulan, meratap menangisi diri sendiri, serta lebih senang menyendiri. Akibat lebih lanjut, maka semua ini dapat menyebabkan anak tertentu malas belajar, malas berangkat sekolah karen merasa takut, malu dicemooh ketika bertemu dengan teman-temannya dan menjadi galau dan menyebabkan prestasinya menurun. Maka yang harus dilakukan adalah memaknai ulang hakikat pendidikan dan kembali pada pendekatan pendidikan nir kekerasan Ki Hadjar Dewantoro. Siswa Perilaku Pendidikan-Kekerasan Sosiologi Pendidikan 371.19 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=995349 LP 18.041 RAH k 18LP180041.00 |
score |
10.821803 |