TIDAK TERSAJI: Pelaksanaan Asesmen Pendidikan Agama Islam Di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah Salatiga

Kata kunci: asesmen, pendidikan agama Islam, komunitas belajar. Pengembangan model asesmen dalam Pendidikan Agama Islam menjadi sangat penting dalam rangka mengembalikan penanaman nilai-nilai yang selama ini terlewatkan. Fokus utamanya adalah internalisasi nilai pada pada peserta didik melalui pe...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: IMROATUS SA'ADAH, Drs. Moh. Muslih, M.Pd, Ph.D
Format: Online
Language:Indonesia
Published: Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam-STAIN Pekalongan 2013
Online Access:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=110521
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Kata kunci: asesmen, pendidikan agama Islam, komunitas belajar. Pengembangan model asesmen dalam Pendidikan Agama Islam menjadi sangat penting dalam rangka mengembalikan penanaman nilai-nilai yang selama ini terlewatkan. Fokus utamanya adalah internalisasi nilai pada pada peserta didik melalui pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Dengan demikian akan terbentuk pribadi yang berkarakter sesuai yang diharapkan. Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah sebagai salah satu contoh lembaga pendidikan berbasis komunitas yang didirikan oleh komunitas petani di desa Kalibening Salatiga yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan memiliki tujuan terwujudnya desa yang berdaya dan memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan. Merupakan salah satu contoh dari bentuk pendidikan alternatif yang sistem pendidikannya berusaha membebaskan anak didiknya dari belenggu sistem birokratis dan ingin mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan. Dari uraian tersebut di atas, maka dirumuskan permasalahan yaitu: (1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah Salatiga?, dan (2) Bagaimana pelaksanaan asesmen Pendidikan Agama Islam di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah Salatiga?. Kegunaan dari penelitian ini secara teoritis adalah : (1) sebagai sumbangan pemikiran bagi pendidik dalam melakukan penilaian terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah maupun luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, (2) sebagai sumbangan pemikiran bagi para pendidik untuk merefleksi kembali arti pentingnya Pendidikan Agama Islam untuk membentengi akhlakul karimah peserta didik, (3) Sebagai media sosialisasi tentang pendidikan alternatif yang menanamkan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan. Sedangkan kegunaan praktis dari penelitian ini adalah : (1) dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berguna untuk penulisan selanjutnya yang berkaitan dengan proses evaluasi pendidikan pada umumnya dan asesmen pada khususnya, (2) menjadi bahan masukan/pertimbangan bagi para pendidik dalam melaksanakan proses evaluasi pendidikan pada umumnya dan asesmen pada khususnya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitataif. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsif-induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan asesmen pendidikan agama Islam dalam pendidikan di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah berbeda dengan pendidikan (sekolah) yang lain. Dalam Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah menurut penuturan Bahrudin bahwa {Tidak ada penilaian. Kami tidak pernah menilai. Tapi saya cuma mengapresiasi, karena dengan apresiasi anak akan merasa dihargai. Dan saya semangati agar anak terus berkarya. Karya itu selalu saya dokumentasikan. Coretan-coretan anak selalu saya dokumentasikan.} Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah menggunakan karya sebagai hasil belajar autentik siswa yang bersifat apa adanya yang di dalamnya terdapat tiga aspek taksonomi bloom baik kognitif, afektif, dan psikomotorik. Assesmen benar-benar terwujud dalam Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah yaitu dengan ditemukannya cara belajar tersebut yaitu aktif produktif bukan pasif konsumtif dengan apresiasi terhadap karya yang diproduksi anak. Tolak ukur keberhasilan bukan terdapat pada ujian nasional yang hanya bersifat kognitif saja. Namun, yang menjadi tolak ukur keberhasilan adalah karya, yaitu dimana siswa bisa memproduksi karya sendiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Karena dengan karyalah mereka bisa berkontribusi untuk orang lain dan lingkungannya, dan dengan seperti itu anak akan berkembang sesuai fitrahnya.