Analisis Kinerja Baitul Maal Wat Tamwil Pendekatan Balanced Scorecard [Studi Pada BMT An-Najah Pekalongan]

Keuangan syariah menjadi fenomena dalam subsistem perekonomian nasional, khususnya dalam bidang keuangan. Perkembangannya menyusuri seluruh ranah dunia keuangan, baik perbankan, asuransi, reksa dana, dan lembaga keuangan bank-nonbank lainnya hingga keuangan mikro. Dalam perjalanannya, perkembangan k...

Disgrifiad llawn

Wedi'i Gadw mewn:
Manylion Llyfryddiaeth
Prif Awduron: WIHARSO, Gunawan Aji, S.E. Akt., M. SI
Fformat: Online
Iaith:Indonesia
Cyhoeddwyd: Jurusan Syariah Prodi S-1 Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan 2013
Mynediad Ar-lein:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=6913
Tagiau: Ychwanegu Tag
Dim Tagiau, Byddwch y cyntaf i dagio'r cofnod hwn!
id oai:slims-6913
recordtype slims
institution IAIN Pekalongan
collection Book
language Indonesia
format Online
author WIHARSO
Gunawan Aji, S.E. Akt., M. SI
spellingShingle WIHARSO
Gunawan Aji, S.E. Akt., M. SI
Analisis Kinerja Baitul Maal Wat Tamwil Pendekatan Balanced Scorecard [Studi Pada BMT An-Najah Pekalongan]
author_facet WIHARSO
Gunawan Aji, S.E. Akt., M. SI
author_sort WIHARSO
title Analisis Kinerja Baitul Maal Wat Tamwil Pendekatan Balanced Scorecard [Studi Pada BMT An-Najah Pekalongan]
title_short Analisis Kinerja Baitul Maal Wat Tamwil Pendekatan Balanced Scorecard [Studi Pada BMT An-Najah Pekalongan]
title_full Analisis Kinerja Baitul Maal Wat Tamwil Pendekatan Balanced Scorecard [Studi Pada BMT An-Najah Pekalongan]
title_fullStr Analisis Kinerja Baitul Maal Wat Tamwil Pendekatan Balanced Scorecard [Studi Pada BMT An-Najah Pekalongan]
title_full_unstemmed Analisis Kinerja Baitul Maal Wat Tamwil Pendekatan Balanced Scorecard [Studi Pada BMT An-Najah Pekalongan]
title_sort analisis kinerja baitul maal wat tamwil pendekatan balanced scorecard [studi pada bmt an-najah pekalongan]
description Keuangan syariah menjadi fenomena dalam subsistem perekonomian nasional, khususnya dalam bidang keuangan. Perkembangannya menyusuri seluruh ranah dunia keuangan, baik perbankan, asuransi, reksa dana, dan lembaga keuangan bank-nonbank lainnya hingga keuangan mikro. Dalam perjalanannya, perkembangan keuangan syariah yang paling menonjol dicatat oleh lembaga keuangan mikro syariah, berwujud Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Oleh karenanya lembaga ini menjadi penting sebagai agen keuangan syariah yang paling banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat. Namun sebagaimana diketahui, Dunia usaha saat ini berada pada era kompetisi yang luar biasa sengit, ketat dan keras tidak terkecuali bisnis keuangan mikro. Kondisi ini menuntut para pelaku usaha untuk beradaptasi sebaik mungkin agar tetap berada pada orbitnya. Penilaian kinerja sebuah perusahaan dengan mengandalkan penilaian kinerja keuangan semata menjadi tidak relevan dalam era kompetisi saat ini, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran finansial semata memiliki keterbatasan-keterbatasan, antara lain; kurang relevan, berorientasi pada pelaporan masa lalu, berorientasi jangka pendek, kurang fleksibel, tidak memicu perbaikan dan rancu pada aspek biaya. Oleh karena itu diperlukan metode penilaian kinerja perusahaan secara menyeluruh yang mencakup aspek finansial-nonfinansial, internal-eksternal dan orientasi jangka pendek-jangka panjang. Dari beberapa alternatif yang ada, metode Balanced Scorecard menjadi alternatif pilihan sebagai metode penilaian kinerja yang sesuai dengan maksud diatas. Metode ini mengukur kinerja dengan menggunakan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran & pertumbuhan. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat tema bagaimana kinerja BMT jika dilihat dengan kacamata BSC dengan empat perspektifnya. Penelitian ini merupakan field research dengan mengambil objek penelitian di BMT An-Najah, sebagai pelaku lokal yang tercatat sebagai BMT terbesar di tingkat kabupaten Pekalongan. Penelitian bersifat deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Data primer diperoleh dari kuesioner dan data sekunder berupa laporan keuangan, laporan hasil penelitian terdahulu, dan catatan terkait penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling (probabilitas) dan convenience sampling (Non-probabilitas). Teknik purposive sampling digunakan untuk pengisian kuesioner perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan pembelajaran. Teknik convenience sampling viii digunakan untuk mendapatkan responden untuk keperluan pengisian kuesioner kepuasan pelanggan. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan perhitungan statistik deskriptif. Hasil analisis kinerja BMT An-Najah dengan pendekatan BSC menunjukkan bahwa Kinerja BMT An-Najah secara umum memiliki trend yang positif. Dimana perspektif keuangan diukur menggunakan tingkat leverage, liquidity dan profitability. Ketiga rasio keuangan tersebut menunjukkan bahwa keuangan BMT berada pada tingkat yang aman, likuid dan menguntungkan. Kinerja perspektif pelanggan ditunjukkan dengan indikator reliability, empathy, responsiveness dan tangible dengan capaian indeks rata-rata 4.0 (Puas). Kinerja perspektif proses bisnis internal diukur dengan capaian indeks inovasi, proses operasi dan layanan purna jual masing-masing memperoleh skor 3.4 (Cukup Baik), 4.0 (Baik) dan 4.4 (Baik). Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diidentifikasi dengan variabel kualifikasi karyawan, keandalan sistem informasi, dan motivasi karyawan. Dimana skor masing-masing adalah 4.0 (Puas), 3.9 (Puas) dan 3.4 (Cukup Puas).
publisher Jurusan Syariah Prodi S-1 Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan
publishDate 2013
url http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=6913
_version_ 1690547553906458624
spelling oai:slims-6913Analisis Kinerja Baitul Maal Wat Tamwil Pendekatan Balanced Scorecard [Studi Pada BMT An-Najah Pekalongan] WIHARSO Gunawan Aji, S.E. Akt., M. SI Jurusan Syariah Prodi S-1 Ekonomi Syariah STAIN Pekalongan 2013 Indonesia Skripsi Skripsi xiii.;.86 hal.; 21 X 30 cm. Keuangan syariah menjadi fenomena dalam subsistem perekonomian nasional, khususnya dalam bidang keuangan. Perkembangannya menyusuri seluruh ranah dunia keuangan, baik perbankan, asuransi, reksa dana, dan lembaga keuangan bank-nonbank lainnya hingga keuangan mikro. Dalam perjalanannya, perkembangan keuangan syariah yang paling menonjol dicatat oleh lembaga keuangan mikro syariah, berwujud Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Oleh karenanya lembaga ini menjadi penting sebagai agen keuangan syariah yang paling banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat. Namun sebagaimana diketahui, Dunia usaha saat ini berada pada era kompetisi yang luar biasa sengit, ketat dan keras tidak terkecuali bisnis keuangan mikro. Kondisi ini menuntut para pelaku usaha untuk beradaptasi sebaik mungkin agar tetap berada pada orbitnya. Penilaian kinerja sebuah perusahaan dengan mengandalkan penilaian kinerja keuangan semata menjadi tidak relevan dalam era kompetisi saat ini, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran finansial semata memiliki keterbatasan-keterbatasan, antara lain; kurang relevan, berorientasi pada pelaporan masa lalu, berorientasi jangka pendek, kurang fleksibel, tidak memicu perbaikan dan rancu pada aspek biaya. Oleh karena itu diperlukan metode penilaian kinerja perusahaan secara menyeluruh yang mencakup aspek finansial-nonfinansial, internal-eksternal dan orientasi jangka pendek-jangka panjang. Dari beberapa alternatif yang ada, metode Balanced Scorecard menjadi alternatif pilihan sebagai metode penilaian kinerja yang sesuai dengan maksud diatas. Metode ini mengukur kinerja dengan menggunakan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran & pertumbuhan. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat tema bagaimana kinerja BMT jika dilihat dengan kacamata BSC dengan empat perspektifnya. Penelitian ini merupakan field research dengan mengambil objek penelitian di BMT An-Najah, sebagai pelaku lokal yang tercatat sebagai BMT terbesar di tingkat kabupaten Pekalongan. Penelitian bersifat deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Data primer diperoleh dari kuesioner dan data sekunder berupa laporan keuangan, laporan hasil penelitian terdahulu, dan catatan terkait penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling (probabilitas) dan convenience sampling (Non-probabilitas). Teknik purposive sampling digunakan untuk pengisian kuesioner perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan pembelajaran. Teknik convenience sampling viii digunakan untuk mendapatkan responden untuk keperluan pengisian kuesioner kepuasan pelanggan. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan perhitungan statistik deskriptif. Hasil analisis kinerja BMT An-Najah dengan pendekatan BSC menunjukkan bahwa Kinerja BMT An-Najah secara umum memiliki trend yang positif. Dimana perspektif keuangan diukur menggunakan tingkat leverage, liquidity dan profitability. Ketiga rasio keuangan tersebut menunjukkan bahwa keuangan BMT berada pada tingkat yang aman, likuid dan menguntungkan. Kinerja perspektif pelanggan ditunjukkan dengan indikator reliability, empathy, responsiveness dan tangible dengan capaian indeks rata-rata 4.0 (Puas). Kinerja perspektif proses bisnis internal diukur dengan capaian indeks inovasi, proses operasi dan layanan purna jual masing-masing memperoleh skor 3.4 (Cukup Baik), 4.0 (Baik) dan 4.4 (Baik). Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diidentifikasi dengan variabel kualifikasi karyawan, keandalan sistem informasi, dan motivasi karyawan. Dimana skor masing-masing adalah 4.0 (Puas), 3.9 (Puas) dan 3.4 (Cukup Puas). Keuangan syariah menjadi fenomena dalam subsistem perekonomian nasional, khususnya dalam bidang keuangan. Perkembangannya menyusuri seluruh ranah dunia keuangan, baik perbankan, asuransi, reksa dana, dan lembaga keuangan bank-nonbank lainnya hingga keuangan mikro. Dalam perjalanannya, perkembangan keuangan syariah yang paling menonjol dicatat oleh lembaga keuangan mikro syariah, berwujud Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Oleh karenanya lembaga ini menjadi penting sebagai agen keuangan syariah yang paling banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat. Namun sebagaimana diketahui, Dunia usaha saat ini berada pada era kompetisi yang luar biasa sengit, ketat dan keras tidak terkecuali bisnis keuangan mikro. Kondisi ini menuntut para pelaku usaha untuk beradaptasi sebaik mungkin agar tetap berada pada orbitnya. Penilaian kinerja sebuah perusahaan dengan mengandalkan penilaian kinerja keuangan semata menjadi tidak relevan dalam era kompetisi saat ini, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran finansial semata memiliki keterbatasan-keterbatasan, antara lain; kurang relevan, berorientasi pada pelaporan masa lalu, berorientasi jangka pendek, kurang fleksibel, tidak memicu perbaikan dan rancu pada aspek biaya. Oleh karena itu diperlukan metode penilaian kinerja perusahaan secara menyeluruh yang mencakup aspek finansial-nonfinansial, internal-eksternal dan orientasi jangka pendek-jangka panjang. Dari beberapa alternatif yang ada, metode Balanced Scorecard menjadi alternatif pilihan sebagai metode penilaian kinerja yang sesuai dengan maksud diatas. Metode ini mengukur kinerja dengan menggunakan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran & pertumbuhan. Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat tema bagaimana kinerja BMT jika dilihat dengan kacamata BSC dengan empat perspektifnya. Penelitian ini merupakan field research dengan mengambil objek penelitian di BMT An-Najah, sebagai pelaku lokal yang tercatat sebagai BMT terbesar di tingkat kabupaten Pekalongan. Penelitian bersifat deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Data primer diperoleh dari kuesioner dan data sekunder berupa laporan keuangan, laporan hasil penelitian terdahulu, dan catatan terkait penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling (probabilitas) dan convenience sampling (Non-probabilitas). Teknik purposive sampling digunakan untuk pengisian kuesioner perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan pembelajaran. Teknik convenience sampling viii digunakan untuk mendapatkan responden untuk keperluan pengisian kuesioner kepuasan pelanggan. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif berdasarkan perhitungan statistik deskriptif. Hasil analisis kinerja BMT An-Najah dengan pendekatan BSC menunjukkan bahwa Kinerja BMT An-Najah secara umum memiliki trend yang positif. Dimana perspektif keuangan diukur menggunakan tingkat leverage, liquidity dan profitability. Ketiga rasio keuangan tersebut menunjukkan bahwa keuangan BMT berada pada tingkat yang aman, likuid dan menguntungkan. Kinerja perspektif pelanggan ditunjukkan dengan indikator reliability, empathy, responsiveness dan tangible dengan capaian indeks rata-rata 4.0 (Puas). Kinerja perspektif proses bisnis internal diukur dengan capaian indeks inovasi, proses operasi dan layanan purna jual masing-masing memperoleh skor 3.4 (Cukup Baik), 4.0 (Baik) dan 4.4 (Baik). Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diidentifikasi dengan variabel kualifikasi karyawan, keandalan sistem informasi, dan motivasi karyawan. Dimana skor masing-masing adalah 4.0 (Puas), 3.9 (Puas) dan 3.4 (Cukup Puas). Muamalat : Bank ES13.069 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=6913 ES13.069 WIH a 00SK006913.00
score 11.174184