TIDAK TERSAJI: Konsep Etika Murid Dalam Mencari Ilmu Menurut KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy [Kajian Kitab Tanbihu Al Mutaallim Karangan KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy]

Dewasa ini Etika bukanlah permasalahan yang baru dalam kehidupan. Etika mempunyai kududukan dalam kehidupan manusia menempati tempat yang tertingi, baik Baik Hablun Mina Allah maupunn Hablun Mina An Annas. Di era globalisai ini terlihat gejala-gejala kemerosotan etika, di mana secara pasti sulit...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: SODRI MUBAROK, Drs. H. Ismail, M, Ag
Format: Online
Language:Indonesia
Published: Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam-STAIN Pekalongan 2013
Online Access:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=79421
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Dewasa ini Etika bukanlah permasalahan yang baru dalam kehidupan. Etika mempunyai kududukan dalam kehidupan manusia menempati tempat yang tertingi, baik Baik Hablun Mina Allah maupunn Hablun Mina An Annas. Di era globalisai ini terlihat gejala-gejala kemerosotan etika, di mana secara pasti sulit untuk mendefinisikan faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebabnya. Bahkan peserta didik sendiri dalam belajar atau mencari ilmu kurang memperhatikan etikanya, baik itu etika kepada pendidik, etika kepada ilmu, etika kepada teman dan sebagainya. Padahal, banyak diantara tokoh pendidikan yang menyebutkan bagaimana etika murid dalam mencari ilmu, diantaranya yaitu KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy. Banyak diantara kita yang menemukan pernyataan yang mengilustrasikan erat kaitan antara murid, Etika dan Ilmu, serta signifikannya. {Kemegahan seorang ilmuwan terdapat pada keindahan etikanya.} KH. Hasyim asyari, Azzarnuji, Al Ghazali dan tokoh pendidikan yang lain mengatakan bahwa hubungan antara murid, etika dan ilmu ibarat tubuh yang satu.{ Demikian juga Ibn Abd Rabbihi sebagaimana dikutip oleh Hasan Asari, mengatakan bahwa etika dan ilmu dalam seseorang merupakan dua kutub yang beredar amalan keagamaan dan amalan keduniaan, yang membedakan manusia dengan binatang, membedakan kebinatangan dengan kemalaikatan, substansi pemikiran rasional; merupakan lentera tubuh, sinar hati dan pilar jiwa manusia.Melihat hal yang demikian, sungguh sangat disayangkan. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengangkat judul Konsep Etika Murid dalam Mencari Ilmu menurut KH. Ahmad Maisur Sindy At Tursidy (kajian kitab kitab Tanbihu Al Mutaallim)., dengan rumusan masalah : 1. Bagaimana Konsep Etika Murid dalam mencari ilmu menurut KH. Ahmad Maisur sindy At Tursidy dalam kitab Tanbihu Al Mutaallim?. 2. Bagaimana relevansi konsep etika muriddalam mencari ilmu menurut KH. Ahmad Maisur sindy At Tursidy dalam kitab Tanbihu Al Mutaallim dengan pendidikan sekarang ? Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, karena data yang dihasilkan berupa data deskriptif dalam bentuk pernyataan atau kata-kata deskriptif atau kata-kata tertulis yang berasal dari sumber data yang diteliti dan diamati agar lebih mudah dipahami. Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian kepustakaan (library research), penelitian yang menggunakan data kualitatif, yakni penelitian yang diajukan atau tulisan-tulisan yang ditelusuri dari data sejarah serta dari buku-buku artikel. Hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam kitab Tanbihu Al Mutaallim terdapat banyak etika dalam mencari ilmu yang dapat dijadikan pedoman seorang murid dalam mencari ilmu, diantaranya yaitu Suci Jasmani dan Rohani, Menyiapkan alat-alat untuk belajar, Mengikuti pembelajaran dengan tenang, Memulai pembelajaran dengan berdo’a, Memperhatikan penjelasan guru serta menanyakan hal-hal yang belum dipahami, Menelaah kembali pelajaran yang telah dipelajari, Berakhlak mulia, Memakai sesuatu yang miliknya sendiri atau Halal, Menjauhkan dari perkara yang subhat, Membuat bagus kepada orang tua, Menghormati dan meluhurkan guru, Meminta ridha guru, Menjaga perasaan guru, Meminta izin apabila berhalangan, Semangat didalam belajar, Mempelajari ilmu dari awal atau urut, Bermusyawarah atau mudzakarah, Bertahap dalam menghafal ilmu, Membagi waktu dengan baik, Membuat agenda, Menjauhkan sifat malas dan bosan, Mempebanyak muthala’ah pada malam hari, Menghargai ilmu dengan tidak meremehkan, Menjauhkan sifat malu, sombong dan penyakit hati yang lain, Membaguskan niat karena Allah, Konsisten dalam belajar, Mengamalkan ilmu, Mengajarkan ilmu kepada yang lain.