Islam dan Pluralisme (Studi Analisis Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Ahmadiyah (TIDAK TERSAJI)

Penelitian ini dilatarbelakangi perkembangan peradaban manusia yang mengantarkan dan menawarkan jalan lain yang sangat berbeda dengan tujuan agama. Agama sejak Perang Salib telah mengakibatkan penghancuran umat manusia. Sebuah masalah besar tengah dihadapi manusia saat ini, hilangnya pluralitas kebe...

全面介绍

Saved in:
书目详细资料
Main Authors: Chairul Umam, Drs. H. Rozikin Daman, M.Ag
格式: Online
语言:Indonesia
出版: Jurusan Syariah-Prodi D-III Perbankan Syariah-STAIN Pekalongan 2008
在线阅读:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=89051
标签: 添加标签
没有标签, 成为第一个标记此记录!
id oai:slims-89051
recordtype slims
institution IAIN Pekalongan
collection Book
language Indonesia
format Online
author Chairul Umam
Drs. H. Rozikin Daman, M.Ag
spellingShingle Chairul Umam
Drs. H. Rozikin Daman, M.Ag
Islam dan Pluralisme (Studi Analisis Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Ahmadiyah (TIDAK TERSAJI)
author_facet Chairul Umam
Drs. H. Rozikin Daman, M.Ag
author_sort Chairul Umam
title Islam dan Pluralisme (Studi Analisis Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Ahmadiyah (TIDAK TERSAJI)
title_short Islam dan Pluralisme (Studi Analisis Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Ahmadiyah (TIDAK TERSAJI)
title_full Islam dan Pluralisme (Studi Analisis Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Ahmadiyah (TIDAK TERSAJI)
title_fullStr Islam dan Pluralisme (Studi Analisis Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Ahmadiyah (TIDAK TERSAJI)
title_full_unstemmed Islam dan Pluralisme (Studi Analisis Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Ahmadiyah (TIDAK TERSAJI)
title_sort islam dan pluralisme (studi analisis pemikiran abdurrahman wahid tentang ahmadiyah (tidak tersaji)
description Penelitian ini dilatarbelakangi perkembangan peradaban manusia yang mengantarkan dan menawarkan jalan lain yang sangat berbeda dengan tujuan agama. Agama sejak Perang Salib telah mengakibatkan penghancuran umat manusia. Sebuah masalah besar tengah dihadapi manusia saat ini, hilangnya pluralitas keberagaman antar agama maupun intern agama, menuntut jawaban segera. Beberapa sarjana dan tokoh agama mencoba menemukan alternatif jawaban ditengah-tengah meningkatnya kebencian umat agama terhadap umat agama lain. Penelitian ini berusaha mengkaji bagaimana potret kehidupan pluralisme di Indonesia, bagaimana sejarah, gerakan dan ajaran Ahmadiyah, dan bagaimana pandangan KH. Abdurrahman Wahid tentang pluralisme agama berkenaan dengan isu Ahmadiyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research atau kepustakaan. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan, pertama, Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat majemuk baik etnis maupun budayanya, sehingga para peneliti dan sarjana barat menyebut Indonesia sebagai locus clasicus pluralisme (tempat awal pluralisme) selain Burma dan Malaysia. Kemajemukan masyarakat Indonesia ini mengakibatkan pola hubungan antar masyarakat maupun hubungan negara dan masyarakat. Kedua, Dalam Islam terdapat banyak aliran teologi maupun gerakan, diantaranya Ahmadiyah. Ahmadiyah bermula dari peristiwa sejarah dalam Islam di India dengan Ghulam Ahmad sebagai tokoh kuncinya. Ahmadiyah menjadi kontroversi ketika dalam materi baiat terdapat keyakinan untuk mengakui Ghulam Ahmad sebagai Nabi Isa atau Al Masih dan Krisna. Ketiga, berdasar dari pemikiran Gus Dur yang tertuang dalam tulisan maupun komentarnya di media massa mengenai pluralisme dan hubungan antar agama, Gus Dur merupakan tokoh yang sangat kreatif, terbuka dan toleran. Mengenai pluralisme dan terutama Isus Ahamdiyah, dia berpendapat bahwa Islam merupakan agama yang sangat toleran dan plural.
publisher Jurusan Syariah-Prodi D-III Perbankan Syariah-STAIN Pekalongan
publishDate 2008
url http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=89051
_version_ 1690547242463657984
spelling oai:slims-89051Islam dan Pluralisme (Studi Analisis Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Ahmadiyah (TIDAK TERSAJI) Chairul Umam Drs. H. Rozikin Daman, M.Ag Jurusan Syariah-Prodi D-III Perbankan Syariah-STAIN Pekalongan 2008 Indonesia Skripsi Skripsi xi, 99 hal.; 30 cm. Penelitian ini dilatarbelakangi perkembangan peradaban manusia yang mengantarkan dan menawarkan jalan lain yang sangat berbeda dengan tujuan agama. Agama sejak Perang Salib telah mengakibatkan penghancuran umat manusia. Sebuah masalah besar tengah dihadapi manusia saat ini, hilangnya pluralitas keberagaman antar agama maupun intern agama, menuntut jawaban segera. Beberapa sarjana dan tokoh agama mencoba menemukan alternatif jawaban ditengah-tengah meningkatnya kebencian umat agama terhadap umat agama lain. Penelitian ini berusaha mengkaji bagaimana potret kehidupan pluralisme di Indonesia, bagaimana sejarah, gerakan dan ajaran Ahmadiyah, dan bagaimana pandangan KH. Abdurrahman Wahid tentang pluralisme agama berkenaan dengan isu Ahmadiyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research atau kepustakaan. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan, pertama, Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat majemuk baik etnis maupun budayanya, sehingga para peneliti dan sarjana barat menyebut Indonesia sebagai locus clasicus pluralisme (tempat awal pluralisme) selain Burma dan Malaysia. Kemajemukan masyarakat Indonesia ini mengakibatkan pola hubungan antar masyarakat maupun hubungan negara dan masyarakat. Kedua, Dalam Islam terdapat banyak aliran teologi maupun gerakan, diantaranya Ahmadiyah. Ahmadiyah bermula dari peristiwa sejarah dalam Islam di India dengan Ghulam Ahmad sebagai tokoh kuncinya. Ahmadiyah menjadi kontroversi ketika dalam materi baiat terdapat keyakinan untuk mengakui Ghulam Ahmad sebagai Nabi Isa atau Al Masih dan Krisna. Ketiga, berdasar dari pemikiran Gus Dur yang tertuang dalam tulisan maupun komentarnya di media massa mengenai pluralisme dan hubungan antar agama, Gus Dur merupakan tokoh yang sangat kreatif, terbuka dan toleran. Mengenai pluralisme dan terutama Isus Ahamdiyah, dia berpendapat bahwa Islam merupakan agama yang sangat toleran dan plural. Penelitian ini dilatarbelakangi perkembangan peradaban manusia yang mengantarkan dan menawarkan jalan lain yang sangat berbeda dengan tujuan agama. Agama sejak Perang Salib telah mengakibatkan penghancuran umat manusia. Sebuah masalah besar tengah dihadapi manusia saat ini, hilangnya pluralitas keberagaman antar agama maupun intern agama, menuntut jawaban segera. Beberapa sarjana dan tokoh agama mencoba menemukan alternatif jawaban ditengah-tengah meningkatnya kebencian umat agama terhadap umat agama lain. Penelitian ini berusaha mengkaji bagaimana potret kehidupan pluralisme di Indonesia, bagaimana sejarah, gerakan dan ajaran Ahmadiyah, dan bagaimana pandangan KH. Abdurrahman Wahid tentang pluralisme agama berkenaan dengan isu Ahmadiyah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research atau kepustakaan. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan, pertama, Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat majemuk baik etnis maupun budayanya, sehingga para peneliti dan sarjana barat menyebut Indonesia sebagai locus clasicus pluralisme (tempat awal pluralisme) selain Burma dan Malaysia. Kemajemukan masyarakat Indonesia ini mengakibatkan pola hubungan antar masyarakat maupun hubungan negara dan masyarakat. Kedua, Dalam Islam terdapat banyak aliran teologi maupun gerakan, diantaranya Ahmadiyah. Ahmadiyah bermula dari peristiwa sejarah dalam Islam di India dengan Ghulam Ahmad sebagai tokoh kuncinya. Ahmadiyah menjadi kontroversi ketika dalam materi baiat terdapat keyakinan untuk mengakui Ghulam Ahmad sebagai Nabi Isa atau Al Masih dan Krisna. Ketiga, berdasar dari pemikiran Gus Dur yang tertuang dalam tulisan maupun komentarnya di media massa mengenai pluralisme dan hubungan antar agama, Gus Dur merupakan tokoh yang sangat kreatif, terbuka dan toleran. Mengenai pluralisme dan terutama Isus Ahamdiyah, dia berpendapat bahwa Islam merupakan agama yang sangat toleran dan plural. Pembaharuan Pemikiran Islam 2X7.42 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=89051 2X7.42 UMA i 08TD089051.00
score 11.174184