TIDAK TERSAJI: Motivasi Belajar Fiqh Antara Santri Yang Belajar Di Sekolah Formal Dengan Santri Yang Tidak Belajar Di Sekolah Formal (Studi Komparasi di Pondok Pesantren Al-Arifiyah Pekalongan)

Pentingnya menjaga motivasi belajar dan kebutuhan minat dan keinginannya pada proses belajar mengajar tidak dapat dipungkiri, karena dengan menggerakkan motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat belajar. Barang siapa yang b...

Deskribapen osoa

Gorde:
Xehetasun bibliografikoak
Egile Nagusiak: RIF'ATUL QONITA, Dr. H. Muhlisin, M. Ag
Formatua: Online
Hizkuntza:Indonesia
Argitaratua: Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam- STAIN Pekalongan 2013
Sarrera elektronikoa:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=92221
Etiketak: Etiketa erantsi
Etiketarik gabe, Izan zaitez lehena erregistro honi etiketa jartzen!
Deskribapena
Gaia:Pentingnya menjaga motivasi belajar dan kebutuhan minat dan keinginannya pada proses belajar mengajar tidak dapat dipungkiri, karena dengan menggerakkan motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat belajar. Barang siapa yang bekerja berdasarkan motivasi yang kuat, ia tidak akan merasa lelah dan tidak cepat bosan. Oleh karena itu, guru perlu memelihara motivasi siswa. Metode dan cara yang digunakan harus mampu menimbulkan sikap positif belajar. Akibatnya timbul keinginan yang meluap untuk menuntut ilmu. Dengan adanya kegiatan setiap harinya yaitu mengkaji kitab-kitab tentang agama yang diajarkan oleh pengasuh dan juga asatidnya, kita bisa mengetahui motivasi belajar mereka dalam mendalami atau mempelajari kitab dan pelajaran yang lainya seperti apa. Pelajaran yang diajarkan di dalam pesantren merupakan pelajaran yang membahas tentang ilmu agama diantaranya yaitu pelajaran fiqh. Fiqh yang merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam mempunyai materi cukup banyak dibandingkan mata pelajaran pendidikan agama Islam yang lain serta memiliki sifat yang cukup penting sebagai landasan beribadah. Selain itu pelajaran fiqh juga merupakan pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah formal. Sehingga bisa dikatakan mata pelajaran fiqh merupakan pelajaran yang diajarkan baik di pesantren maupun di sekolah formal. Padatnya materi yang harus dipelajari bisa menjadikan peserta didik malas belajar, atau bahkan sebaliknya mereka lebih giat dalam menimba ilmu. Di situlah motivasi diperlukan. Dengan adanya motivasi yang besar untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut maka aktivitas belajar yang ditunjukanpun semakin baik, serta akan mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana motivasi belajar fiqh santri yang belajar di sekolah formal dan santri yang tidak belajar di sekolah formal di Pondok Pesantren Al-Arifiyah Pekalongan. Bagaimana komparasi motivasi belajar fiqh antara santri yang belajar di sekolah formal dengan santri yang tidak belajar di sekolah formal di Pondok Pesantren Al- Arifiyah Pekalongan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistik Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian viii yang dilakukan ditempat terjadinya gejala-gajala yang diselidiki. Dalam hal ini pondok Pesantren Al Arifiyah Pekalongan Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Berdasarkan analisis tersebut didapatkan to = -0,38 dan tt pada taraf signifikan 1% 2,692 dan taraf signifikan 5% 2,015 sehingga to lebih kecil dari tt pada taraf signifikan 1% maupun 5% (2,692 > -0,38 < 2,015). Hal ini berarti Ho diterima yaitu tidak terdapat perbedaan motivasi belajar fiqh yang signifikan antara santri yang belajar di sekolah formal dengan santri yang tidak belajar di sekolah formal di Pondok Pesantren Al-Arifiyah Pekalongan. Dengan demikian hipotesa yang penulis ajukan yaitu ada perbedaan motivasi belajar fiqh yang signifikan antara santri yang belajar di sekolah formal dengan santri yang tidak belajar di sekolah formal di Pondok Pesantren Al- Arifiyah Pekalongan ini ditolak. Dengan demikian motivasi belajar fiqh antara santri yang belajar di sekolah formal dengan santri yang tidak belajar di sekolah formal sama saja dan tidak ada perbedaan yang signifikan.