Takdir Menurut KH.Bisyri Mustofa dalam kitab tafsir Al-Ibriz
Mimpi bertemu Nabi setelah wafatnya kemudian dapat bertemu secara nyata di dunia selalu diperdebatkan sampai sekarang, satu pendapat mengatakan hal tersebut tidak logis, tidak masuk akal, sedang pendapat lain menyatakan bahwa hal tersebut berdasar hadits shahih yang mutawattir dan merupakan karam...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Online |
Language: | Indonesia |
Published: |
Jurusan Ushuluddin - Prodi Tafsir Hadits- STAIN Pekalongan
2014
|
Online Access: | http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=931 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Mimpi bertemu Nabi setelah wafatnya kemudian dapat bertemu secara nyata
di dunia selalu diperdebatkan sampai sekarang, satu pendapat mengatakan hal
tersebut tidak logis, tidak masuk akal, sedang pendapat lain menyatakan bahwa
hal tersebut berdasar hadits shahih yang mutawattir dan merupakan karamah
pelakunya.
.
Ada dua persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu : (1) Kualitas sanad
hadits (2) Pemahaman terhadap pemaknaan hadits
Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut, dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan metode deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh
penulis melalui observasi. Metode yang digunakan penulis adalah metode teknik
analisis kualitatif, dengan pola pikir deduktif induktif dan komparatif .
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa hadits mimpi bertemu Nabi
adalah termasuk hadits shahih yang mutawattir. Perbedaan pendapat tentang dapat
bertemunya Nabi setelah wafat bersumber dari pemaknaan yang berbeda dari
redaksi matan yang berbeda karena berbeda riwayatnya. Perbedaan tersebut
berasal pemaknaan lafadz Fasayaraani fi al -yaqdzah dan Faka nnama ra’ani fi
al -yaqdzah dari hadits yang sama-sama shahih. al hasil mereka yang menyatakan
tidak mungkinnya bertemu Nabi secara terjaga di dunia maupun yang menyatakan
mungkinnya bertemu Nabi secara terjaga di dunia sama-sama bersumber dari
hadits shahih. |
---|