Interprestasi Masyarakat Desa Salakbrojo Kec. Kedungwuni Kab.Pekalongan Terhadap Ibadah Aqiqah
Ibadah aqiqahmerupakan salah satu ibadah yang dianjurkan. Ibadah aqiqahselain sebagai bentuk tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak , juga merupakan bentuk ungkapan rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Terlihat begitu pentingnya pelaksanaan ibadah aqiqah bagi seorang anak, namun hal terseb...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Online |
Language: | Indonesia |
Published: |
Jurusan Tabiyah - Pendidikan Agama Islam - STAIN Pekalongan
2014
|
Online Access: | http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991124 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Ibadah aqiqahmerupakan salah satu ibadah yang dianjurkan. Ibadah aqiqahselain sebagai bentuk tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak , juga merupakan bentuk ungkapan rasa syukur atas kelahiran seorang anak. Terlihat begitu pentingnya pelaksanaan ibadah aqiqah bagi seorang anak, namun hal tersebut kurang disadari oleh masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat di Desa Salakbrojo, di mana orang tua (masyarakat) Desa Salakbrojo banyak yang tidak melaksanakan ibadah aqiqah untuk anak- anaknya. Hal tersebut terjadi karena kurangnya perhatian dan pemahaman orang tua tentang ajaran ibadah aqiqah
Atas dasar pemikiran di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses pelaksanaan ibadah aqiqah di Desa Salakbrojo, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan?, (2) Bagaimana interpretasi masyarakat Desa Salakbrojo, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan terhadap ibadah aqiqah?. Adapun tujuan dalam penelitian ini, antara lain: (1) Untuk mengetahui prosesi pelaksanaan ibadah aqiqahdi Desa Salakbrojo, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan. (2) Untuk mengetahui interpretasi masyarakat Desa Salakbrojo, Kec. Kedungwuni, Kab. Pekalongan terhadap ibadah aqiqah. Adapun kegunaan dalam penelitian ini yaitu: (1) Kegunaan Teoritis; Sebagai pembuka wacana bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya untuk memahami keragaman ibadah dalam ajaran Islam, salah satunya adalah ibadah aqiqah, selain itu, skripsi ini diharapkan mempunyai kontribusi bagi dunia pendidikan tentang pentingnya melestarikan ibadah sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. (2) Kegunaan Praktis; kripsi ini berguna untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan jenjang pendidikan S-1 pada Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah, STAIN Pekalongan, selain itu Memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang ajaran ibadah aqiqah.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (Field Research). Lokasinya yaitu di Desa Salakbrojo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi. Adapun data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan analisis yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis, yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
viii
Hasil penelitian ini adalah bahwa orang tua (masyarakat) Desa Salakbrojo melaksanakan prosesi ibadah aqiqah dengan menyembelih kambing dan daging aqiqahnya dimasak. Selanjutnya dilaksanakan walimah aqiqah dengan mengundang orang lain untuk bersama- sama membaca ayat- ayat al- Qur’an, tahlil, maupun barzanji, dan doa untuk keselamatan dan keshalikhan anak. Kemudian walimah aqiqah ditutup dengan doa dan pembagian daging aqiqahyang sudah dimasak dan dibagikan bersama satu paket nasi berkat. Ada juga yang pembagian daging aqiqahnya dibagikan secara langsung dengan mengantar ke rumah- rumah. Semua rangkaian ibadah aqiqah dilaksanakan sesuai dengan tata cara dalam ibadah aqiqah.
Adapun interpretasi masyarakat Desa Salakbrojo terhadap ibadah aqiqah yaitubahwa menurut mereka ibadah aqiqah itu penting untuk dilaksanakan, karena hukumnya sunnah muakkad. Pelaksanaanynya menjadi tanggungan orang tua sejak bayi dilahirkan sampai seorang berusia baligh, sedangkan waktu selebihnya menjadi tanggungan untuuk diri sendiri. Adapun caranya dengan menyembelih seekor kambing untuk anak perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki- laki yang disembelih pada hari ke tujuh kelahiran bayi, hari keempat puluh yaitu bertepatan dengan mencukur rambut bayi atau memberi nama anak, selain itu juga bisa dilaksanakan pada waktu lain.
Pelaksanaan ibadah aqiqah selain mengandung harapan untuk keshalihan anak juga sebagai sarana orang tua dalamrangka memenuhi tanggung jawabnya yaitu tanggungan untuk mengaqiqahi putra-putrinya. Adapun kesulitan dalam pelaksanaan ibadah aqiqah biasanya karena faktor ekonomi |
---|