Aspek Hukum Bayi Tabung dan Sewa Rahim : Perspektif Hukum Perdata dan Hukum Islam

Pada umumnya, salah satu dari tujuan perkawinan adalah untuk memperoleh keturunan. Hal ini memang tidak salah karena Rasulullah, Muhammad saw , memberi nasehat agar umatnya, ketika memilih calon istri, dianjurkan yang diperkirakan nantinya bisa memberikan keturunan karena beliau akan merasa bangga d...

全面介紹

Saved in:
書目詳細資料
Main Authors: H. Husni Thamrim, J. Andy Hartanto
格式: Online
語言:Indonesia
出版: Aswaja Pressindo 2014
在線閱讀:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991661
標簽: 添加標簽
沒有標簽, 成為第一個標記此記錄!
實物特徵
總結:Pada umumnya, salah satu dari tujuan perkawinan adalah untuk memperoleh keturunan. Hal ini memang tidak salah karena Rasulullah, Muhammad saw , memberi nasehat agar umatnya, ketika memilih calon istri, dianjurkan yang diperkirakan nantinya bisa memberikan keturunan karena beliau akan merasa bangga dengan banyaknya umat pada hari kiamat nanti. Hal itu sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan al-Nasa’iy dari Ma’qil ibn Yasar dan Ahmad dari Anas ibn Malik sebagai berikut : Dari Ma’qil bin Yasar, ia berkata; seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata; sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang mempunyai keturunan yang baik dan cantik, akan tetapi dia mandul, apakah aku boleh menikahinya? Beliau menjawab: “Tidak.” Kemudian dia datang lagi kedua kalinya dan beliau melarangnya, kemudian ia datang ketiga kalinya lalu Rasulullah SAW bersabda: “Nikahilah wanita-wanita yang penyayang dan subur (banyak keturunan), karena aku akan berbangga kepada umat yang lain dengan banyaknya kalian.” Teknologi bayi tabung yakni bayi tabung yang dihasilkan dari sperma laki-laki dan ovum perempuan yang terikat dalam sebuah perkawinan (suami-istri) serta bayi tabung tersebut ditanamkan ke dalam rahim di istri. Hukum bayi tabung masih terdengar simpang siur, menurut salah satu ajaran agama (Islam) program bayi tabung dapat dikatakan haram, karena kehamilan dapat terjadi di luar rahim.