Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter

Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Pendidikan merupakan sebuah fenomena antropologis yang usianya hampir setua dengan sejara...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Yunus Abidin, Nurul Falah Atif
Format: Online
Language:Indonesia
Published: PT. Refika Aditama 2013
Online Access:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991785
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
id oai:slims-991785
recordtype slims
institution IAIN Pekalongan
collection Book
language Indonesia
format Online
author Yunus Abidin
Nurul Falah Atif
spellingShingle Yunus Abidin
Nurul Falah Atif
Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter
author_facet Yunus Abidin
Nurul Falah Atif
author_sort Yunus Abidin
title Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter
title_short Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter
title_full Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter
title_fullStr Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter
title_full_unstemmed Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter
title_sort pembelajaran bahasa berbasis pendidikan karakter
description Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Pendidikan merupakan sebuah fenomena antropologis yang usianya hampir setua dengan sejarah manusia itu sendiri. Niccolo Machiavelli (dalam Doni Koesoema, 2011:53) memahami pendidikan dalam kerangka proses penyempurnaan diri manusia secara terus-menerus. Baginya, intervensi manusiawi melalui pendidikan merupakan salah satu cara bagi manusia untuk melengkapi apa yang kurang dari kodratnya Segala hal yang berbasis karakter saat ini sedang gencar-gencarnya dicanangkan, khususnya dalam bidang pendidikan. Mengapa hal-hal yang berbasis karakter perlu dikembangkan dan diperdalam khususnya pendidikan berbasis karakter? Mungkin ini sering menjadi pertanyaan. Hal ini untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan yaitu bukan hanya membentuk manusia yang cerdas tetapi juga berkarakter. Sering kita mendengar ungkapan pintar, tetapi beringas; pintar, tetapi kurang bijak; pintar, tetapi menganiaya; pintar, tetapi menyalahi norma; pintar, tetapi tidak berprikemanusiaan. Ungkapan miring senada sering juga terdengar, seperti: sopan, tetapi lamban; berbudi, tetapi sukar diajak diskusi; jujur, tetapi tidak rasional; bermoral; tetapi pikiranya pendek. Oleh karena itu, pendidikan yang berbasis karakter ini sangat penting untuk diberikan secara bersama-sama kepada para peserta didik sejak dini agar para peserta didik yang lahir dari pendidikan kita saat ini tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter bangsa yang baik. Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan. Selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia. Di lingkungan Kemendikbud sendiri, pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang pendidikan yang dibinannya. Pembentukan karakter itu dimulai dari fitrah yang diberikan Tuhan, yang kemudian membentuk jati diri dan perilaku Sampai saat ini pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran bahasa Indonesia masih menghadapi sejumlah masalah.
publisher PT. Refika Aditama
publishDate 2013
url http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991785
_version_ 1690546532955193344
spelling oai:slims-991785Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter Yunus Abidin Nurul Falah Atif PT. Refika Aditama 2013 Cet. 2 Indonesia BUKU BUKU xvi, 298 hm., 25 cm. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Pendidikan merupakan sebuah fenomena antropologis yang usianya hampir setua dengan sejarah manusia itu sendiri. Niccolo Machiavelli (dalam Doni Koesoema, 2011:53) memahami pendidikan dalam kerangka proses penyempurnaan diri manusia secara terus-menerus. Baginya, intervensi manusiawi melalui pendidikan merupakan salah satu cara bagi manusia untuk melengkapi apa yang kurang dari kodratnya Segala hal yang berbasis karakter saat ini sedang gencar-gencarnya dicanangkan, khususnya dalam bidang pendidikan. Mengapa hal-hal yang berbasis karakter perlu dikembangkan dan diperdalam khususnya pendidikan berbasis karakter? Mungkin ini sering menjadi pertanyaan. Hal ini untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan yaitu bukan hanya membentuk manusia yang cerdas tetapi juga berkarakter. Sering kita mendengar ungkapan pintar, tetapi beringas; pintar, tetapi kurang bijak; pintar, tetapi menganiaya; pintar, tetapi menyalahi norma; pintar, tetapi tidak berprikemanusiaan. Ungkapan miring senada sering juga terdengar, seperti: sopan, tetapi lamban; berbudi, tetapi sukar diajak diskusi; jujur, tetapi tidak rasional; bermoral; tetapi pikiranya pendek. Oleh karena itu, pendidikan yang berbasis karakter ini sangat penting untuk diberikan secara bersama-sama kepada para peserta didik sejak dini agar para peserta didik yang lahir dari pendidikan kita saat ini tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter bangsa yang baik. Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan. Selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia. Di lingkungan Kemendikbud sendiri, pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang pendidikan yang dibinannya. Pembentukan karakter itu dimulai dari fitrah yang diberikan Tuhan, yang kemudian membentuk jati diri dan perilaku Sampai saat ini pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran bahasa Indonesia masih menghadapi sejumlah masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Pendidikan merupakan sebuah fenomena antropologis yang usianya hampir setua dengan sejarah manusia itu sendiri. Niccolo Machiavelli (dalam Doni Koesoema, 2011:53) memahami pendidikan dalam kerangka proses penyempurnaan diri manusia secara terus-menerus. Baginya, intervensi manusiawi melalui pendidikan merupakan salah satu cara bagi manusia untuk melengkapi apa yang kurang dari kodratnya Segala hal yang berbasis karakter saat ini sedang gencar-gencarnya dicanangkan, khususnya dalam bidang pendidikan. Mengapa hal-hal yang berbasis karakter perlu dikembangkan dan diperdalam khususnya pendidikan berbasis karakter? Mungkin ini sering menjadi pertanyaan. Hal ini untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan yaitu bukan hanya membentuk manusia yang cerdas tetapi juga berkarakter. Sering kita mendengar ungkapan pintar, tetapi beringas; pintar, tetapi kurang bijak; pintar, tetapi menganiaya; pintar, tetapi menyalahi norma; pintar, tetapi tidak berprikemanusiaan. Ungkapan miring senada sering juga terdengar, seperti: sopan, tetapi lamban; berbudi, tetapi sukar diajak diskusi; jujur, tetapi tidak rasional; bermoral; tetapi pikiranya pendek. Oleh karena itu, pendidikan yang berbasis karakter ini sangat penting untuk diberikan secara bersama-sama kepada para peserta didik sejak dini agar para peserta didik yang lahir dari pendidikan kita saat ini tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter bangsa yang baik. Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan. Selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia. Di lingkungan Kemendikbud sendiri, pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang pendidikan yang dibinannya. Pembentukan karakter itu dimulai dari fitrah yang diberikan Tuhan, yang kemudian membentuk jati diri dan perilaku Sampai saat ini pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran bahasa Indonesia masih menghadapi sejumlah masalah. Bahasa - Pembelajaran 410.7 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991785 9786028650885 410.7 ABI p 16TD160441.00 16SR160441.01 16SR160441.02 16SR160441.03 16SR160441.04 http://103.142.62.240:80/perpus/images/docs/pemb_bhs_berb.jpg.jpg
score 11.174184