Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk : Implementasi Multiple Intelligences + Profesional's Guide : Teaching with Multiple Intelligences (Teacher Created Materials, Inc.2001)
Teori kecerdasan majemuk adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar, disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap s...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
格式: | Online |
语言: | Indonesia |
出版: |
Penerbit Nuansa
2007
|
在线阅读: | http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991832 |
标签: |
添加标签
没有标签, 成为第一个标记此记录!
|
id |
oai:slims-991832 |
---|---|
recordtype |
slims |
institution |
IAIN Pekalongan |
collection |
Book |
language |
Indonesia |
format |
Online |
author |
Julia Jasmine Purwanto Agus Salim |
spellingShingle |
Julia Jasmine Purwanto Agus Salim Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk : Implementasi Multiple Intelligences + Profesional's Guide : Teaching with Multiple Intelligences (Teacher Created Materials, Inc.2001) |
author_facet |
Julia Jasmine Purwanto Agus Salim |
author_sort |
Julia Jasmine |
title |
Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk : Implementasi Multiple Intelligences + Profesional's Guide : Teaching with Multiple Intelligences (Teacher Created Materials, Inc.2001) |
title_short |
Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk : Implementasi Multiple Intelligences + Profesional's Guide : Teaching with Multiple Intelligences (Teacher Created Materials, Inc.2001) |
title_full |
Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk : Implementasi Multiple Intelligences + Profesional's Guide : Teaching with Multiple Intelligences (Teacher Created Materials, Inc.2001) |
title_fullStr |
Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk : Implementasi Multiple Intelligences + Profesional's Guide : Teaching with Multiple Intelligences (Teacher Created Materials, Inc.2001) |
title_full_unstemmed |
Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk : Implementasi Multiple Intelligences + Profesional's Guide : Teaching with Multiple Intelligences (Teacher Created Materials, Inc.2001) |
title_sort |
mengajar dengan metode kecerdasan majemuk : implementasi multiple intelligences + profesional's guide : teaching with multiple intelligences (teacher created materials, inc.2001) |
description |
Teori kecerdasan majemuk adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar, disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing pembelajar.
Julia jasmine (2012: 15) mengatakan bahwa “siswa yang memiliki dan mengembangkan kecerdasan linguistik dan logis-matematis dijamin pasti akan berhasil dalam situasi sekolah tradisional.” Guru sering merasa takjub betapa ruang kelas banyak berbicara kepada mereka mengenai kecerdasan mereka sendiri. Adapun metode mengajar multiple intelligences (kecerdasan majemuk) diantaranya yaitu:
1) Kecerdasan linguistik, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah kecerdasan verbal. Metode mengajar dengan kecerdasan linguistik ini dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut: abjad, fonik (suara), pengucapan atau pelafalan, membaca, menulis, mendengar, berbicara, berdiskusi, memainkan permainan kata dan mengerjakan teka-teki silang.
2) Kecerdasan logis-matematis, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah kecerdasan logika dan matematika, yang dicirikan sebagai kegiatan otak kiri. Adapun metode kecerdasan logis-matematis dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut, yaitu: bilangan dan angka, berbagai macam pola, berhitung, pengukuran, geometri, statistik.
3) Kecerdasan spasial, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah kecerdasan gambar. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dalam atau dengan gambar dan cenderung mudah menggunakan metode belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video, dan peragaan yang menggunakan model atau slide.
4) Kecerdasan musikal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan music. Orang yang mempunyai kecerdasan jenis ini sangat peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan dan juga musik. Adapun metode mengajarnya yaitu dengan melakukan aktivitas sebagai berikut: mendengarkan musik, menciptakan musik secara vocal (bernyanyi, bersenandung, bersiul), menciptakan musik secara instrumental (dengan alat musik), mereproduksi melodi, dan mencptakan ritme.
5) Kecerdasan badani-kinestetik, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan olah raga. Orang yang memiliki kecerdasan jenis memroses informasi melalui sensasi yang dirasakan pada badan mereka. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: kegiatan fisik, modeling, tarian, olahraga, berkeliling, dan bahasa tubuh.
6) Kecerdasan interpersonal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan bergaul. Kecerdasan ini ditampakkan pada kegembiraan berteman dan kesenangan dalam berbagai macam aktivitas sosial serta ketaknyamanan atau keengganan dalam kesendirian dan menyendiri. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: kelompok belajar kooperatif (belajar bersama), proyek kelompok, kehidupan berteman dan sosial.
7) Kecerdasan intrapersonal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan diri. Kecerdasan ini tercermin dalam kesadaran mendalam akan perasaan batin. Inilah jenis kecerdasan yang memungkinkan seseorang memahami diri sendiri, kemampuan dan pilihannya sendiri. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: refleksi (pemikiran mendalam atau perenungan), perasaan, analisis diri, percaya diri, mandiri, pengelolaan waktu, dan merencanakan masa depan.
Dan beruntunglah untuk para gurunya manusia, jika kita sebagai seorang guru yang jika metode mengajar di sekolahnya, ia telah menggunakan metode mengajar multiple intelligences. Maka dengan demikian, itu berarti merupakan hal yang patut dibanggakan. Mengapa? Karena apa yang telah dilakukan oleh guru tersebut, telah menjadikan setiap siswa merasa bahwa kecerdasan yang ia miliki tersebut diakui oleh guru mereka dan semua siswa merasa bahwa ia diitempatkan pada posisinya masing-masing untuk menggunakan kecerdasannya itu dan kemudian hasil yang telah dipelajari oleh siswa dalam belajar tersebut dinilai (dievaluasi) oleh guru dalam konteks kecerdasan yang sama. |
publisher |
Penerbit Nuansa |
publishDate |
2007 |
url |
http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991832 |
_version_ |
1690546535944683520 |
spelling |
oai:slims-991832Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk : Implementasi Multiple Intelligences + Profesional's Guide : Teaching with Multiple Intelligences (Teacher Created Materials, Inc.2001) Julia Jasmine Purwanto Agus Salim Penerbit Nuansa 2007 Cet. 1 Indonesia BUKU BUKU 276 hlm., 20.5 cm. Seri Pencerdasan Teori kecerdasan majemuk adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar, disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing pembelajar. Julia jasmine (2012: 15) mengatakan bahwa “siswa yang memiliki dan mengembangkan kecerdasan linguistik dan logis-matematis dijamin pasti akan berhasil dalam situasi sekolah tradisional.” Guru sering merasa takjub betapa ruang kelas banyak berbicara kepada mereka mengenai kecerdasan mereka sendiri. Adapun metode mengajar multiple intelligences (kecerdasan majemuk) diantaranya yaitu: 1) Kecerdasan linguistik, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah kecerdasan verbal. Metode mengajar dengan kecerdasan linguistik ini dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut: abjad, fonik (suara), pengucapan atau pelafalan, membaca, menulis, mendengar, berbicara, berdiskusi, memainkan permainan kata dan mengerjakan teka-teki silang. 2) Kecerdasan logis-matematis, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah kecerdasan logika dan matematika, yang dicirikan sebagai kegiatan otak kiri. Adapun metode kecerdasan logis-matematis dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut, yaitu: bilangan dan angka, berbagai macam pola, berhitung, pengukuran, geometri, statistik. 3) Kecerdasan spasial, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah kecerdasan gambar. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dalam atau dengan gambar dan cenderung mudah menggunakan metode belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video, dan peragaan yang menggunakan model atau slide. 4) Kecerdasan musikal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan music. Orang yang mempunyai kecerdasan jenis ini sangat peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan dan juga musik. Adapun metode mengajarnya yaitu dengan melakukan aktivitas sebagai berikut: mendengarkan musik, menciptakan musik secara vocal (bernyanyi, bersenandung, bersiul), menciptakan musik secara instrumental (dengan alat musik), mereproduksi melodi, dan mencptakan ritme. 5) Kecerdasan badani-kinestetik, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan olah raga. Orang yang memiliki kecerdasan jenis memroses informasi melalui sensasi yang dirasakan pada badan mereka. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: kegiatan fisik, modeling, tarian, olahraga, berkeliling, dan bahasa tubuh. 6) Kecerdasan interpersonal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan bergaul. Kecerdasan ini ditampakkan pada kegembiraan berteman dan kesenangan dalam berbagai macam aktivitas sosial serta ketaknyamanan atau keengganan dalam kesendirian dan menyendiri. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: kelompok belajar kooperatif (belajar bersama), proyek kelompok, kehidupan berteman dan sosial. 7) Kecerdasan intrapersonal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan diri. Kecerdasan ini tercermin dalam kesadaran mendalam akan perasaan batin. Inilah jenis kecerdasan yang memungkinkan seseorang memahami diri sendiri, kemampuan dan pilihannya sendiri. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: refleksi (pemikiran mendalam atau perenungan), perasaan, analisis diri, percaya diri, mandiri, pengelolaan waktu, dan merencanakan masa depan. Dan beruntunglah untuk para gurunya manusia, jika kita sebagai seorang guru yang jika metode mengajar di sekolahnya, ia telah menggunakan metode mengajar multiple intelligences. Maka dengan demikian, itu berarti merupakan hal yang patut dibanggakan. Mengapa? Karena apa yang telah dilakukan oleh guru tersebut, telah menjadikan setiap siswa merasa bahwa kecerdasan yang ia miliki tersebut diakui oleh guru mereka dan semua siswa merasa bahwa ia diitempatkan pada posisinya masing-masing untuk menggunakan kecerdasannya itu dan kemudian hasil yang telah dipelajari oleh siswa dalam belajar tersebut dinilai (dievaluasi) oleh guru dalam konteks kecerdasan yang sama. Teori kecerdasan majemuk adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar, disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing pembelajar. Julia jasmine (2012: 15) mengatakan bahwa “siswa yang memiliki dan mengembangkan kecerdasan linguistik dan logis-matematis dijamin pasti akan berhasil dalam situasi sekolah tradisional.” Guru sering merasa takjub betapa ruang kelas banyak berbicara kepada mereka mengenai kecerdasan mereka sendiri. Adapun metode mengajar multiple intelligences (kecerdasan majemuk) diantaranya yaitu: 1) Kecerdasan linguistik, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah kecerdasan verbal. Metode mengajar dengan kecerdasan linguistik ini dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut: abjad, fonik (suara), pengucapan atau pelafalan, membaca, menulis, mendengar, berbicara, berdiskusi, memainkan permainan kata dan mengerjakan teka-teki silang. 2) Kecerdasan logis-matematis, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah kecerdasan logika dan matematika, yang dicirikan sebagai kegiatan otak kiri. Adapun metode kecerdasan logis-matematis dapat didiskusikan dan kemudian digambarkan dengan aktivitas-aktivitas yang melibatkan hal-hal berikut, yaitu: bilangan dan angka, berbagai macam pola, berhitung, pengukuran, geometri, statistik. 3) Kecerdasan spasial, yang disebut oleh sebagian pendidik adalah kecerdasan gambar. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung berpikir dalam atau dengan gambar dan cenderung mudah menggunakan metode belajar melalui sajian-sajian visual seperti film, gambar, video, dan peragaan yang menggunakan model atau slide. 4) Kecerdasan musikal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan music. Orang yang mempunyai kecerdasan jenis ini sangat peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan dan juga musik. Adapun metode mengajarnya yaitu dengan melakukan aktivitas sebagai berikut: mendengarkan musik, menciptakan musik secara vocal (bernyanyi, bersenandung, bersiul), menciptakan musik secara instrumental (dengan alat musik), mereproduksi melodi, dan mencptakan ritme. 5) Kecerdasan badani-kinestetik, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan olah raga. Orang yang memiliki kecerdasan jenis memroses informasi melalui sensasi yang dirasakan pada badan mereka. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: kegiatan fisik, modeling, tarian, olahraga, berkeliling, dan bahasa tubuh. 6) Kecerdasan interpersonal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan bergaul. Kecerdasan ini ditampakkan pada kegembiraan berteman dan kesenangan dalam berbagai macam aktivitas sosial serta ketaknyamanan atau keengganan dalam kesendirian dan menyendiri. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: kelompok belajar kooperatif (belajar bersama), proyek kelompok, kehidupan berteman dan sosial. 7) Kecerdasan intrapersonal, yang disebut oleh penulis adalah kecerdasan diri. Kecerdasan ini tercermin dalam kesadaran mendalam akan perasaan batin. Inilah jenis kecerdasan yang memungkinkan seseorang memahami diri sendiri, kemampuan dan pilihannya sendiri. Adapun metode mengajarnya yaitu, guru melibatkan siswa dengan aktivitas hal-hal berikut: refleksi (pemikiran mendalam atau perenungan), perasaan, analisis diri, percaya diri, mandiri, pengelolaan waktu, dan merencanakan masa depan. Dan beruntunglah untuk para gurunya manusia, jika kita sebagai seorang guru yang jika metode mengajar di sekolahnya, ia telah menggunakan metode mengajar multiple intelligences. Maka dengan demikian, itu berarti merupakan hal yang patut dibanggakan. Mengapa? Karena apa yang telah dilakukan oleh guru tersebut, telah menjadikan setiap siswa merasa bahwa kecerdasan yang ia miliki tersebut diakui oleh guru mereka dan semua siswa merasa bahwa ia diitempatkan pada posisinya masing-masing untuk menggunakan kecerdasannya itu dan kemudian hasil yang telah dipelajari oleh siswa dalam belajar tersebut dinilai (dievaluasi) oleh guru dalam konteks kecerdasan yang sama. Kecerdasan Pendidikan 153.9071 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991832 979245686 153.9071 JAS m 16TD160480.00 16SR160480.01 16SR160480.02 16SR160480.03 16SR160480.04 http://103.142.62.240:80/perpus/images/docs/MENGAJAR_DG_MAJEMUK.jpg.jpg |
score |
11.174184 |