Islamku Islam Anda Islam Kita : Agama Masyarakat Negara Demokrasi

'Pembelaan' itulah kata kunci dalam kumpulan esai-esai tulisan Abdurrahman Wahid kali inil Bisa dikatakan, esai-esai ini berangkat dari perspektif korban, dalam hampir semua kasus yang dibahas, Wahid tidak pandang bulu, tidak membedakan agama, keyakinan, etnis, wrna kullit, posisi sosial a...

Deskribapen osoa

Gorde:
Xehetasun bibliografikoak
Egile nagusia: Kh. Abdurrahman Wahid
Formatua: Online
Hizkuntza:Indonesia
Argitaratua: The Wahid Institute 2006
Sarrera elektronikoa:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991850
Etiketak: Etiketa erantsi
Etiketarik gabe, Izan zaitez lehena erregistro honi etiketa jartzen!
Deskribapena
Gaia:'Pembelaan' itulah kata kunci dalam kumpulan esai-esai tulisan Abdurrahman Wahid kali inil Bisa dikatakan, esai-esai ini berangkat dari perspektif korban, dalam hampir semua kasus yang dibahas, Wahid tidak pandang bulu, tidak membedakan agama, keyakinan, etnis, wrna kullit, posisi sosial apapun untuk melakukannya. Bakan, Wahid tidak ragu untuk mengorbankan image sendiri-sesuatu yang seringkali menjadi barang mahal bagi mereka yang merasa sebagai politisi terkemuka, untuk membela korban yang perlu dibela. Maka orang sering terkecoh bahwa seolah Wahid sedang mencari muka ketika harus mengorbankan dirinya sendiri. Munculnya tuduhan sebagai ketua ketoprak, klenik, neo-PKI, dibaptis masuk Kristen, kafir, murtad, agen zionis Yahudi dan sebagainya.. Dalam esai-esainya ini, Wahid melakukan pembelaan mulai dari lnul Daratista yang dikeroyok oleh para seniman terkemuka di Jakarta dengan alasan agama, Ulil Abshar Abdalla aktivis lslam Liberal yang divonis hukuman mati juga dengan alasan agama lslam oleh para ulama terkemuka, sampai ancaman untuk menutup pesantren Al-Mukmin di Ngruki, Solo oleh polisi, meskipun ia tetap mengkritik pandangan Abu Bakar Ba'asyir dan pengikutnya.