Atlas Wali Songo : Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah
Jika Anda membaca Ensiklopedia Islam yang tujuh jilid dan mencari informasi tentang Wali Songo, dijamin tidak akan menemukannya. Itu artinya, pada masa depan--kira-kira 20 tahun ke depan—Wali Songo akan tersingkir dari percaturan akademis karena keberadaan mereka tidak legitimate dalam Ensiklopedia...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Online |
Language: | Indonesia |
Published: |
Pustaka Ilman. Trans Pustaka, dan LTN PBNU
2014
|
Online Access: | http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991876 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
id |
oai:slims-991876 |
---|---|
recordtype |
slims |
spelling |
oai:slims-991876Atlas Wali Songo : Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah Agus Sunyoto Abdul Rosyid Masykur Pustaka Ilman. Trans Pustaka, dan LTN PBNU 2014 Cet. 4 Indonesia BUKU BUKU x, 406 hlm., 29 cm., ilus. Jika Anda membaca Ensiklopedia Islam yang tujuh jilid dan mencari informasi tentang Wali Songo, dijamin tidak akan menemukannya. Itu artinya, pada masa depan--kira-kira 20 tahun ke depan—Wali Songo akan tersingkir dari percaturan akademis karena keberadaan mereka tidak legitimate dalam Ensiklopedia Islam. Wali Songo ke depan akan tersingkir dari ranah sejarah dan tinggal mengisi ruang folklore sebagai cerita mitos dan legenda. Anehnya, di dalam Ensiklopedia Islam itu tercantum kisah tiga serangkai haji: Haji Miskin, Haji Sumanik, Haji Piabang sebagai pembawa ajaran Islam (Wahabi) ke Sumatra Barat. Itu berarti, anak cucu Anda kelak akan memiliki pemahaman bahwa Islam baru masuk ke Nusantara pada tahun 1803 Masehi, yaitu sewaktu tiga serangkai haji itu menyebarkan ajaran Wahabi ke Sumatra Barat. Dalam keserbaterbatasan segala hal, alhamdulillah buku ATLAS WALI SONGO dengan pendekatan multidisiplin: historis; arkeologi; aetiologis; etno-historis, dan kajian budaya dapat terselesaikan. Isi buku ini sangat membumi dengan proses sinkretisasi-asimilatif dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan prinsip 'bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya', begitulah penulis berharap anak-anak bangsa di negeri tercinta ini dapat menghargai, menghormati, memuliakan, dan bahkan meneladani keluhuran budi dan kebijaksanaan yang telah diwariskan para ulama penyebar Islam tersebut. Jika Anda membaca Ensiklopedia Islam yang tujuh jilid dan mencari informasi tentang Wali Songo, dijamin tidak akan menemukannya. Itu artinya, pada masa depan--kira-kira 20 tahun ke depan—Wali Songo akan tersingkir dari percaturan akademis karena keberadaan mereka tidak legitimate dalam Ensiklopedia Islam. Wali Songo ke depan akan tersingkir dari ranah sejarah dan tinggal mengisi ruang folklore sebagai cerita mitos dan legenda. Anehnya, di dalam Ensiklopedia Islam itu tercantum kisah tiga serangkai haji: Haji Miskin, Haji Sumanik, Haji Piabang sebagai pembawa ajaran Islam (Wahabi) ke Sumatra Barat. Itu berarti, anak cucu Anda kelak akan memiliki pemahaman bahwa Islam baru masuk ke Nusantara pada tahun 1803 Masehi, yaitu sewaktu tiga serangkai haji itu menyebarkan ajaran Wahabi ke Sumatra Barat. Dalam keserbaterbatasan segala hal, alhamdulillah buku ATLAS WALI SONGO dengan pendekatan multidisiplin: historis; arkeologi; aetiologis; etno-historis, dan kajian budaya dapat terselesaikan. Isi buku ini sangat membumi dengan proses sinkretisasi-asimilatif dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan prinsip 'bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya', begitulah penulis berharap anak-anak bangsa di negeri tercinta ini dapat menghargai, menghormati, memuliakan, dan bahkan meneladani keluhuran budi dan kebijaksanaan yang telah diwariskan para ulama penyebar Islam tersebut. Walisongo Sejarah Islam - Jawa 2X9.95982 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991876 9786028648097 2X9.95982 SUN a 16TD160516.00 16RF160516.01 http://103.142.62.240:80/perpus/images/docs/atlas_walisongo.jpg.jpg |
institution |
IAIN Pekalongan |
collection |
Book |
language |
Indonesia |
format |
Online |
author |
Agus Sunyoto Abdul Rosyid Masykur |
spellingShingle |
Agus Sunyoto Abdul Rosyid Masykur Atlas Wali Songo : Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah |
author_facet |
Agus Sunyoto Abdul Rosyid Masykur |
author_sort |
Agus Sunyoto |
title |
Atlas Wali Songo : Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah |
title_short |
Atlas Wali Songo : Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah |
title_full |
Atlas Wali Songo : Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah |
title_fullStr |
Atlas Wali Songo : Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah |
title_full_unstemmed |
Atlas Wali Songo : Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah |
title_sort |
atlas wali songoâ : buku pertama yang mengungkap wali songo sebagai fakta sejarah |
description |
Jika Anda membaca Ensiklopedia Islam yang tujuh jilid dan mencari informasi tentang Wali Songo, dijamin tidak akan menemukannya. Itu artinya, pada masa depan--kira-kira 20 tahun ke depan—Wali Songo akan tersingkir dari percaturan akademis karena keberadaan mereka tidak legitimate dalam Ensiklopedia Islam. Wali Songo ke depan akan tersingkir dari ranah sejarah dan tinggal mengisi ruang folklore sebagai cerita mitos dan legenda. Anehnya, di dalam Ensiklopedia Islam itu tercantum kisah tiga serangkai haji: Haji Miskin, Haji Sumanik, Haji Piabang sebagai pembawa ajaran Islam (Wahabi) ke Sumatra Barat. Itu berarti, anak cucu Anda kelak akan memiliki pemahaman bahwa Islam baru masuk ke Nusantara pada tahun 1803 Masehi, yaitu sewaktu tiga serangkai haji itu menyebarkan ajaran Wahabi ke Sumatra Barat.
Dalam keserbaterbatasan segala hal, alhamdulillah buku ATLAS WALI SONGO dengan pendekatan multidisiplin: historis; arkeologi; aetiologis; etno-historis, dan kajian budaya dapat terselesaikan. Isi buku ini sangat membumi dengan proses sinkretisasi-asimilatif dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dengan prinsip 'bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai jasa-jasa para pahlawannya', begitulah penulis berharap anak-anak bangsa di negeri tercinta ini dapat menghargai, menghormati, memuliakan, dan bahkan meneladani keluhuran budi dan kebijaksanaan yang telah diwariskan para ulama penyebar Islam tersebut.
|
publisher |
Pustaka Ilman. Trans Pustaka, dan LTN PBNU |
publishDate |
2014 |
url |
http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=991876 |
_version_ |
1690546512727113728 |
score |
11.174184 |