Penafsiran Syekh Al-Jailani Terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat (Studi Tafsir Huruf al-Muqaththa'ah dalam Kitab Tafsir Al-Jailani)

Al-Qur’an diturunkan ke bumi ini untuk menjadi petunjuk dan pembimbing bagi manusia. Dengan kedudukannya tersebut, maka pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an merupakan sebuah tuntutan bagi umat Islam diantaranya dengan Ilmu tafsir al-Qur’an, dalam perkembangan ilmu tafsir para ulama ahli tafsir mul...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Idham Arif (2031310028), Dr. M. Hasan Bisyri, M. Ag, Hasan Su'aidi, M. Si
Format: Online
Language:Indonesia
Published: Prodi S-1 Ilmu Al Quran dan Tafsir Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Pekalongan 2016
Online Access:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=992842
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
id oai:slims-992842
recordtype slims
institution IAIN Pekalongan
collection Book
language Indonesia
format Online
author Idham Arif (2031310028)
Dr. M. Hasan Bisyri, M. Ag
Hasan Su'aidi, M. Si
spellingShingle Idham Arif (2031310028)
Dr. M. Hasan Bisyri, M. Ag
Hasan Su'aidi, M. Si
Penafsiran Syekh Al-Jailani Terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat (Studi Tafsir Huruf al-Muqaththa'ah dalam Kitab Tafsir Al-Jailani)
author_facet Idham Arif (2031310028)
Dr. M. Hasan Bisyri, M. Ag
Hasan Su'aidi, M. Si
author_sort Idham Arif (2031310028)
title Penafsiran Syekh Al-Jailani Terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat (Studi Tafsir Huruf al-Muqaththa'ah dalam Kitab Tafsir Al-Jailani)
title_short Penafsiran Syekh Al-Jailani Terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat (Studi Tafsir Huruf al-Muqaththa'ah dalam Kitab Tafsir Al-Jailani)
title_full Penafsiran Syekh Al-Jailani Terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat (Studi Tafsir Huruf al-Muqaththa'ah dalam Kitab Tafsir Al-Jailani)
title_fullStr Penafsiran Syekh Al-Jailani Terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat (Studi Tafsir Huruf al-Muqaththa'ah dalam Kitab Tafsir Al-Jailani)
title_full_unstemmed Penafsiran Syekh Al-Jailani Terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat (Studi Tafsir Huruf al-Muqaththa'ah dalam Kitab Tafsir Al-Jailani)
title_sort penafsiran syekh al-jailani terhadap ayat-ayat mutasyabihat (studi tafsir huruf al-muqaththa'ah dalam kitab tafsir al-jailani)
description Al-Qur’an diturunkan ke bumi ini untuk menjadi petunjuk dan pembimbing bagi manusia. Dengan kedudukannya tersebut, maka pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an merupakan sebuah tuntutan bagi umat Islam diantaranya dengan Ilmu tafsir al-Qur’an, dalam perkembangan ilmu tafsir para ulama ahli tafsir mulai mempunyai arah sendiri-sendiri yang berbeda dalam menafsirkan al-Qur’an. Perbedaan arah penafsiran tersebut dikarenakan tafsir merupakan penjelasan al-Qur’an, dan al-Qur’an terkadang bersifat umum, susah dipahami, memiliki berbagai kemungkinan, perlu adanya penjelasan lebih lanjut. Dalam al-Qur’an sendiri disebutkan bahwa ayat-ayat di dalam al-Qur’an ada yang muhkamat dan ada yang mutasyabihāt, penafsiran ayat-ayat mutasyabihāt ini para ulama’ berbeda pendapat dalam menafsirkannya, khususnya dalam ayat Fawātih al-Suwar (al-Hurūf al-Muqaththa’ah), Kitab Tafsīr al-Jailāni merupakan kitab tafsir klasik sufi yang ditulis oleh Syekh Abdul Qādir al-Jailāni Penelitian ini didasarkan pada dua rumusan masalah yaitu bagaimana metode dan corak penafsiran tafsīr al-Jailāni dan bagaimana metode penafsiran al-Hurūf al-Muqaththa’ah dalam tafsīr al-Jailāni . Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-empirik yang menggunakan jenis penelitian dengan metode library research (penelitian kepustakaan) serta kajiannya disajikan secara deskriptif analitis. Setelah melakukan penelitian ini penulis berkesimpulan bahwa tafsir ini dalam penafsirannya menggunakan metode isyari dan bercorak sufi. Syekh Abdul Qādir al-Jailāni dalam menafsirkan ayat-ayat mutasyabihāt adalah dengan ditakwilkan, hal ini dapat diketahui pada penafsiran semua al-Hurūf al-Muqaththa’ah di permulaan surat merupakan pembukaan dengan panggilan (al-Istiftāh bi al-Nida’) kepada Nabi Muhammad saw. Penafsiran seperti ini serupa dengan Fawātih al-Suwar pada surat At-Tahrīm, At-Thalāq, Al-Mudatstsir, Al-Muzammil yang secara langsung ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Metode penafsiran al-Hurūf al-Muqaththa’ah, sebelum menafsirkan al-Hurūf al-Muqaththa’ah Syekh Abdul Qādir al-Jailāni lebih dahulu mengemukakan huruf itu di bagian atas atau disebut bagian isi surat, ketika menafsirkan huruf al-Muqatha’ah beliau mengulang kembali ayat tersebut dibagian bawah, kemudian beliau mengungkapkan maksud dari huruf itu secara global atau keseluruhan. Sebelum menafsirkan al-Hurūf al-Muqaththa’ah Syekh Abdul Qādir al-Jailāni terlebih dahulu mencantumkan huruf nida’ Yā dan Ayyuhā di depan al-Hurūf al-Muqaththa’ah, sedangkan metode dan corak penafsiran Syekh Abdul Qādir al-Jailāni terhadap penafsiran al-Hurūf al-Muqaththa’ah adalah isyari dan sufi. Hal ini dibuktikan dengan penafsiran beliau yang mempunyai nilai filosofi tinggi, ketauhidan dan menyinggung kesufian.
publisher Prodi S-1 Ilmu Al Quran dan Tafsir Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Pekalongan
publishDate 2016
url http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=992842
_version_ 1690546465620885504
spelling oai:slims-992842Penafsiran Syekh Al-Jailani Terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat (Studi Tafsir Huruf al-Muqaththa'ah dalam Kitab Tafsir Al-Jailani) Idham Arif (2031310028) Dr. M. Hasan Bisyri, M. Ag Hasan Su'aidi, M. Si Prodi S-1 Ilmu Al Quran dan Tafsir Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Pekalongan 2016 Indonesia SKRIPSI IAT SKRIPSI IAT xvi, 102 hlm .; 21X30 cm Al-Qur’an diturunkan ke bumi ini untuk menjadi petunjuk dan pembimbing bagi manusia. Dengan kedudukannya tersebut, maka pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an merupakan sebuah tuntutan bagi umat Islam diantaranya dengan Ilmu tafsir al-Qur’an, dalam perkembangan ilmu tafsir para ulama ahli tafsir mulai mempunyai arah sendiri-sendiri yang berbeda dalam menafsirkan al-Qur’an. Perbedaan arah penafsiran tersebut dikarenakan tafsir merupakan penjelasan al-Qur’an, dan al-Qur’an terkadang bersifat umum, susah dipahami, memiliki berbagai kemungkinan, perlu adanya penjelasan lebih lanjut. Dalam al-Qur’an sendiri disebutkan bahwa ayat-ayat di dalam al-Qur’an ada yang muhkamat dan ada yang mutasyabihāt, penafsiran ayat-ayat mutasyabihāt ini para ulama’ berbeda pendapat dalam menafsirkannya, khususnya dalam ayat Fawātih al-Suwar (al-Hurūf al-Muqaththa’ah), Kitab Tafsīr al-Jailāni merupakan kitab tafsir klasik sufi yang ditulis oleh Syekh Abdul Qādir al-Jailāni Penelitian ini didasarkan pada dua rumusan masalah yaitu bagaimana metode dan corak penafsiran tafsīr al-Jailāni dan bagaimana metode penafsiran al-Hurūf al-Muqaththa’ah dalam tafsīr al-Jailāni . Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-empirik yang menggunakan jenis penelitian dengan metode library research (penelitian kepustakaan) serta kajiannya disajikan secara deskriptif analitis. Setelah melakukan penelitian ini penulis berkesimpulan bahwa tafsir ini dalam penafsirannya menggunakan metode isyari dan bercorak sufi. Syekh Abdul Qādir al-Jailāni dalam menafsirkan ayat-ayat mutasyabihāt adalah dengan ditakwilkan, hal ini dapat diketahui pada penafsiran semua al-Hurūf al-Muqaththa’ah di permulaan surat merupakan pembukaan dengan panggilan (al-Istiftāh bi al-Nida’) kepada Nabi Muhammad saw. Penafsiran seperti ini serupa dengan Fawātih al-Suwar pada surat At-Tahrīm, At-Thalāq, Al-Mudatstsir, Al-Muzammil yang secara langsung ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Metode penafsiran al-Hurūf al-Muqaththa’ah, sebelum menafsirkan al-Hurūf al-Muqaththa’ah Syekh Abdul Qādir al-Jailāni lebih dahulu mengemukakan huruf itu di bagian atas atau disebut bagian isi surat, ketika menafsirkan huruf al-Muqatha’ah beliau mengulang kembali ayat tersebut dibagian bawah, kemudian beliau mengungkapkan maksud dari huruf itu secara global atau keseluruhan. Sebelum menafsirkan al-Hurūf al-Muqaththa’ah Syekh Abdul Qādir al-Jailāni terlebih dahulu mencantumkan huruf nida’ Yā dan Ayyuhā di depan al-Hurūf al-Muqaththa’ah, sedangkan metode dan corak penafsiran Syekh Abdul Qādir al-Jailāni terhadap penafsiran al-Hurūf al-Muqaththa’ah adalah isyari dan sufi. Hal ini dibuktikan dengan penafsiran beliau yang mempunyai nilai filosofi tinggi, ketauhidan dan menyinggung kesufian. Al-Qur’an diturunkan ke bumi ini untuk menjadi petunjuk dan pembimbing bagi manusia. Dengan kedudukannya tersebut, maka pemahaman terhadap ayat-ayat al-Qur’an merupakan sebuah tuntutan bagi umat Islam diantaranya dengan Ilmu tafsir al-Qur’an, dalam perkembangan ilmu tafsir para ulama ahli tafsir mulai mempunyai arah sendiri-sendiri yang berbeda dalam menafsirkan al-Qur’an. Perbedaan arah penafsiran tersebut dikarenakan tafsir merupakan penjelasan al-Qur’an, dan al-Qur’an terkadang bersifat umum, susah dipahami, memiliki berbagai kemungkinan, perlu adanya penjelasan lebih lanjut. Dalam al-Qur’an sendiri disebutkan bahwa ayat-ayat di dalam al-Qur’an ada yang muhkamat dan ada yang mutasyabihāt, penafsiran ayat-ayat mutasyabihāt ini para ulama’ berbeda pendapat dalam menafsirkannya, khususnya dalam ayat Fawātih al-Suwar (al-Hurūf al-Muqaththa’ah), Kitab Tafsīr al-Jailāni merupakan kitab tafsir klasik sufi yang ditulis oleh Syekh Abdul Qādir al-Jailāni Penelitian ini didasarkan pada dua rumusan masalah yaitu bagaimana metode dan corak penafsiran tafsīr al-Jailāni dan bagaimana metode penafsiran al-Hurūf al-Muqaththa’ah dalam tafsīr al-Jailāni . Penelitian ini termasuk dalam penelitian non-empirik yang menggunakan jenis penelitian dengan metode library research (penelitian kepustakaan) serta kajiannya disajikan secara deskriptif analitis. Setelah melakukan penelitian ini penulis berkesimpulan bahwa tafsir ini dalam penafsirannya menggunakan metode isyari dan bercorak sufi. Syekh Abdul Qādir al-Jailāni dalam menafsirkan ayat-ayat mutasyabihāt adalah dengan ditakwilkan, hal ini dapat diketahui pada penafsiran semua al-Hurūf al-Muqaththa’ah di permulaan surat merupakan pembukaan dengan panggilan (al-Istiftāh bi al-Nida’) kepada Nabi Muhammad saw. Penafsiran seperti ini serupa dengan Fawātih al-Suwar pada surat At-Tahrīm, At-Thalāq, Al-Mudatstsir, Al-Muzammil yang secara langsung ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Metode penafsiran al-Hurūf al-Muqaththa’ah, sebelum menafsirkan al-Hurūf al-Muqaththa’ah Syekh Abdul Qādir al-Jailāni lebih dahulu mengemukakan huruf itu di bagian atas atau disebut bagian isi surat, ketika menafsirkan huruf al-Muqatha’ah beliau mengulang kembali ayat tersebut dibagian bawah, kemudian beliau mengungkapkan maksud dari huruf itu secara global atau keseluruhan. Sebelum menafsirkan al-Hurūf al-Muqaththa’ah Syekh Abdul Qādir al-Jailāni terlebih dahulu mencantumkan huruf nida’ Yā dan Ayyuhā di depan al-Hurūf al-Muqaththa’ah, sedangkan metode dan corak penafsiran Syekh Abdul Qādir al-Jailāni terhadap penafsiran al-Hurūf al-Muqaththa’ah adalah isyari dan sufi. Hal ini dibuktikan dengan penafsiran beliau yang mempunyai nilai filosofi tinggi, ketauhidan dan menyinggung kesufian. Penafsiran Syekh Al-Jailani Kitab Tafsir Al-Jailani Ayat-Ayat Mutasyabihat Tafsir Ahlussunnah Tafsir Sufi Tafsir Al-Qur'an 2X1.324 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=992842 SK IAT 17.013 ARI p 17SK1731013.00 http://103.142.62.240:80/perpus/images/docs/cover_idham_arif.png.png
score 11.174184