Pemahaman FPI Pekalongan Terhadap Hadits Larangan Melukis Dan Membuat Patung

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemahaman Front Pembela Islam Pekalongan dalam memahami sebuah hadits tentang larangan melukis dan membuat patung. Karena begitu banyak ditemukan perbedaan pendapat para ulama terdahulu mengenai hukum melukis dan membuat patung, ada yang sepakat menghukumi haram...

Deskribapen osoa

Gorde:
Xehetasun bibliografikoak
Egile Nagusiak: Hasan Su'aidi, M. Si, Naufal Yahya (2031112018)
Formatua: Online
Hizkuntza:Indonesia
Argitaratua: Prodi S-1 Ilmu Al Quran dan Tafsir Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Pekalongan 2016
Sarrera elektronikoa:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=992848
Etiketak: Etiketa erantsi
Etiketarik gabe, Izan zaitez lehena erregistro honi etiketa jartzen!
id oai:slims-992848
recordtype slims
institution IAIN Pekalongan
collection Book
language Indonesia
format Online
author Hasan Su'aidi, M. Si
Naufal Yahya (2031112018)
spellingShingle Hasan Su'aidi, M. Si
Naufal Yahya (2031112018)
Pemahaman FPI Pekalongan Terhadap Hadits Larangan Melukis Dan Membuat Patung
author_facet Hasan Su'aidi, M. Si
Naufal Yahya (2031112018)
author_sort Hasan Su'aidi, M. Si
title Pemahaman FPI Pekalongan Terhadap Hadits Larangan Melukis Dan Membuat Patung
title_short Pemahaman FPI Pekalongan Terhadap Hadits Larangan Melukis Dan Membuat Patung
title_full Pemahaman FPI Pekalongan Terhadap Hadits Larangan Melukis Dan Membuat Patung
title_fullStr Pemahaman FPI Pekalongan Terhadap Hadits Larangan Melukis Dan Membuat Patung
title_full_unstemmed Pemahaman FPI Pekalongan Terhadap Hadits Larangan Melukis Dan Membuat Patung
title_sort pemahaman fpi pekalongan terhadap hadits larangan melukis dan membuat patung
description Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemahaman Front Pembela Islam Pekalongan dalam memahami sebuah hadits tentang larangan melukis dan membuat patung. Karena begitu banyak ditemukan perbedaan pendapat para ulama terdahulu mengenai hukum melukis dan membuat patung, ada yang sepakat menghukumi haram dan ada pula yang membolehkan dengan alasan tertentu. Adanya berbagai hukum tersebut tidak lepas dari adanya berbagai riwayat hadits tentang larangan melukis dan membuat patung. Dari adanya berbagai riwayat hadits menyebabkan berbagai pendapat pula terhadap hadits-hadits tersebut. Terlepas dari pro dan kontra para ulama terdahulu, ORMAS Front Pembela Islam (FPI) di Pekalongan memahami hadits tentang melukis dan membuat patung dengan pendapat yang berbeda namun tidak lepasdari pendapat ulama terdahulu. Lebih dari itu, FPI Pekalongan juga melakukan kontekstualisasi terhadap hadits larangan melukis dan membuat patung tersebut. Melihat adanya reaksi aktif FPI dalam menanggapi suatu hal yang bertentangan dengan syari’at Islam begitu kritis maka peneliti menganggap penelitian ini layak untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam hadis tentang larangan melukis dan membuat patung dan bagaimana pemahaman FPI Kota Pekalongan terhadap hadits tersebut serta seperti apa kontekstualisasi hadis larangan melukis dan membuat patung tersebut pada masa sekarang menurut FPI Pekalongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian field research dengan pendekatan Hernemeutik. Sasaran utama penelitian ini adalah Organisasi Masyarakat Front Pembela Islam Kota Pekalongan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini diperoleh pemahaman dari FPI terhadap hadits larangan melukis dan membuat patung bahwa hukum dari melukis dan membuat patung adalah berubah-ubah. Hal tersebut berdasarkan dari motif pembuatan, tujuan pembuatan, dimana lukisan/patung tersebut diletakkan serta untuk kepentingan apa lukisan/patung tersebut dibuat. Haram ketika lukisan/patung tersebut akan menyebabkan seseorang memuja dan memuliakan lukisan/patung tersebut sehingga terjerumus dalam perbuatan syirik. Namun menjadi boleh apabila lukisan/patung tersebut sangat diperlukan guna kepentingan tertentu yang dharurat seperti patung alat peraga kesehatan, foto identitas diri, dan lain sebagainya. Dalam menanggapi hadits larangan melukis dan membuat patung tersebut FPI melakukan upaya kontekstualisasi dengan melihat latar belakang sosio-historis serta alasan hadis tersebut diriwayatkan. Bagi FPI, kontekstualisasi hadis tersebut sangatlah perlu dilakukan melihat perkembangan zaman serta teknologi yang semakin canggih terlebih pada aspek fotografi.
publisher Prodi S-1 Ilmu Al Quran dan Tafsir Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Pekalongan
publishDate 2016
url http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=992848
_version_ 1690546466015150080
spelling oai:slims-992848Pemahaman FPI Pekalongan Terhadap Hadits Larangan Melukis Dan Membuat Patung Hasan Su'aidi, M. Si Naufal Yahya (2031112018) Prodi S-1 Ilmu Al Quran dan Tafsir Jurusan Ushuluddin dan Dakwah STAIN Pekalongan 2016 Indonesia SKRIPSI IAT SKRIPSI IAT xvi, 80 hlm .; 21X30 cm Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemahaman Front Pembela Islam Pekalongan dalam memahami sebuah hadits tentang larangan melukis dan membuat patung. Karena begitu banyak ditemukan perbedaan pendapat para ulama terdahulu mengenai hukum melukis dan membuat patung, ada yang sepakat menghukumi haram dan ada pula yang membolehkan dengan alasan tertentu. Adanya berbagai hukum tersebut tidak lepas dari adanya berbagai riwayat hadits tentang larangan melukis dan membuat patung. Dari adanya berbagai riwayat hadits menyebabkan berbagai pendapat pula terhadap hadits-hadits tersebut. Terlepas dari pro dan kontra para ulama terdahulu, ORMAS Front Pembela Islam (FPI) di Pekalongan memahami hadits tentang melukis dan membuat patung dengan pendapat yang berbeda namun tidak lepasdari pendapat ulama terdahulu. Lebih dari itu, FPI Pekalongan juga melakukan kontekstualisasi terhadap hadits larangan melukis dan membuat patung tersebut. Melihat adanya reaksi aktif FPI dalam menanggapi suatu hal yang bertentangan dengan syari’at Islam begitu kritis maka peneliti menganggap penelitian ini layak untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam hadis tentang larangan melukis dan membuat patung dan bagaimana pemahaman FPI Kota Pekalongan terhadap hadits tersebut serta seperti apa kontekstualisasi hadis larangan melukis dan membuat patung tersebut pada masa sekarang menurut FPI Pekalongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian field research dengan pendekatan Hernemeutik. Sasaran utama penelitian ini adalah Organisasi Masyarakat Front Pembela Islam Kota Pekalongan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini diperoleh pemahaman dari FPI terhadap hadits larangan melukis dan membuat patung bahwa hukum dari melukis dan membuat patung adalah berubah-ubah. Hal tersebut berdasarkan dari motif pembuatan, tujuan pembuatan, dimana lukisan/patung tersebut diletakkan serta untuk kepentingan apa lukisan/patung tersebut dibuat. Haram ketika lukisan/patung tersebut akan menyebabkan seseorang memuja dan memuliakan lukisan/patung tersebut sehingga terjerumus dalam perbuatan syirik. Namun menjadi boleh apabila lukisan/patung tersebut sangat diperlukan guna kepentingan tertentu yang dharurat seperti patung alat peraga kesehatan, foto identitas diri, dan lain sebagainya. Dalam menanggapi hadits larangan melukis dan membuat patung tersebut FPI melakukan upaya kontekstualisasi dengan melihat latar belakang sosio-historis serta alasan hadis tersebut diriwayatkan. Bagi FPI, kontekstualisasi hadis tersebut sangatlah perlu dilakukan melihat perkembangan zaman serta teknologi yang semakin canggih terlebih pada aspek fotografi. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pemahaman Front Pembela Islam Pekalongan dalam memahami sebuah hadits tentang larangan melukis dan membuat patung. Karena begitu banyak ditemukan perbedaan pendapat para ulama terdahulu mengenai hukum melukis dan membuat patung, ada yang sepakat menghukumi haram dan ada pula yang membolehkan dengan alasan tertentu. Adanya berbagai hukum tersebut tidak lepas dari adanya berbagai riwayat hadits tentang larangan melukis dan membuat patung. Dari adanya berbagai riwayat hadits menyebabkan berbagai pendapat pula terhadap hadits-hadits tersebut. Terlepas dari pro dan kontra para ulama terdahulu, ORMAS Front Pembela Islam (FPI) di Pekalongan memahami hadits tentang melukis dan membuat patung dengan pendapat yang berbeda namun tidak lepasdari pendapat ulama terdahulu. Lebih dari itu, FPI Pekalongan juga melakukan kontekstualisasi terhadap hadits larangan melukis dan membuat patung tersebut. Melihat adanya reaksi aktif FPI dalam menanggapi suatu hal yang bertentangan dengan syari’at Islam begitu kritis maka peneliti menganggap penelitian ini layak untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam hadis tentang larangan melukis dan membuat patung dan bagaimana pemahaman FPI Kota Pekalongan terhadap hadits tersebut serta seperti apa kontekstualisasi hadis larangan melukis dan membuat patung tersebut pada masa sekarang menurut FPI Pekalongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian field research dengan pendekatan Hernemeutik. Sasaran utama penelitian ini adalah Organisasi Masyarakat Front Pembela Islam Kota Pekalongan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini diperoleh pemahaman dari FPI terhadap hadits larangan melukis dan membuat patung bahwa hukum dari melukis dan membuat patung adalah berubah-ubah. Hal tersebut berdasarkan dari motif pembuatan, tujuan pembuatan, dimana lukisan/patung tersebut diletakkan serta untuk kepentingan apa lukisan/patung tersebut dibuat. Haram ketika lukisan/patung tersebut akan menyebabkan seseorang memuja dan memuliakan lukisan/patung tersebut sehingga terjerumus dalam perbuatan syirik. Namun menjadi boleh apabila lukisan/patung tersebut sangat diperlukan guna kepentingan tertentu yang dharurat seperti patung alat peraga kesehatan, foto identitas diri, dan lain sebagainya. Dalam menanggapi hadits larangan melukis dan membuat patung tersebut FPI melakukan upaya kontekstualisasi dengan melihat latar belakang sosio-historis serta alasan hadis tersebut diriwayatkan. Bagi FPI, kontekstualisasi hadis tersebut sangatlah perlu dilakukan melihat perkembangan zaman serta teknologi yang semakin canggih terlebih pada aspek fotografi. Menggambar Seni Melukis Seni Pahat Patung Hadits - Aneka Ragam Kesenian 2X2.702 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=992848 SK IAT 17.015 YAH p 17SK1731015.00 http://103.142.62.240:80/perpus/images/docs/cover_naufal_yahya.png.png
score 11.174184