Peningkatan Kasus Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Kota Pekalongan (Analisis Sosio - Legal)

Perceraian merupakan suatu hal yang seyogyanya dianggap tabu dan tidak semestinya mudah dilakukan bagi pasangan suami istri. Namun, realitas yang terjadi setiap tahunnya angka perceraian menunjukkan peningkatan sebagaimana yang terjadi di Kecamatan Pekalongan Utara, dengan kasus perceraian tertinggi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Qorinatul Haq (2011112009), Dra. Rita Rahmawati, M.Pd
Format: Online
Language:Indonesia
Published: Jurusan S-1 Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah IAIN Pekalongan 2017
Online Access:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=994652
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
id oai:slims-994652
recordtype slims
institution IAIN Pekalongan
collection Book
language Indonesia
format Online
author Qorinatul Haq (2011112009)
Dra. Rita Rahmawati, M.Pd
spellingShingle Qorinatul Haq (2011112009)
Dra. Rita Rahmawati, M.Pd
Peningkatan Kasus Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Kota Pekalongan (Analisis Sosio - Legal)
author_facet Qorinatul Haq (2011112009)
Dra. Rita Rahmawati, M.Pd
author_sort Qorinatul Haq (2011112009)
title Peningkatan Kasus Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Kota Pekalongan (Analisis Sosio - Legal)
title_short Peningkatan Kasus Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Kota Pekalongan (Analisis Sosio - Legal)
title_full Peningkatan Kasus Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Kota Pekalongan (Analisis Sosio - Legal)
title_fullStr Peningkatan Kasus Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Kota Pekalongan (Analisis Sosio - Legal)
title_full_unstemmed Peningkatan Kasus Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Kota Pekalongan (Analisis Sosio - Legal)
title_sort peningkatan kasus cerai gugat di pengadilan agama kota pekalongan (analisis sosio - legal)
description Perceraian merupakan suatu hal yang seyogyanya dianggap tabu dan tidak semestinya mudah dilakukan bagi pasangan suami istri. Namun, realitas yang terjadi setiap tahunnya angka perceraian menunjukkan peningkatan sebagaimana yang terjadi di Kecamatan Pekalongan Utara, dengan kasus perceraian tertinggi khususnya cerai gugat pada tahun 2015. Dalam gugatannya kebanyakan para istri menggunakan Pasal 19 (f) Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 116 (f) KHI yakni tentang antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Melihat banyaknya alasan penggunaan pasal tersebut, penelitian bertujuan untuk menjelaskan penyebab atau alasan cerai gugat yang terjadi di wilayah tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian (field reasecrh) yang termasuk dalam penelitian hukum empiris menggunakan pendekatan preskriptif kualitatif dengan sifat stady penelitian sosiolegal. Lokasi penelitian di Kecamatan Pekalongan Utara dengan subyek penelitian yaitu 10 perempuan yang melakukan cerai gugat. Dengan menggunakan sumber data berupa data primer dan sekunder. Untuk pengumpulan data primer menggunakan teknik wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder yaitu dengan dokumentasi. Untuk memeriksa kredibilitas informasi data menggunakan teknik Triangulasi baik sumber maupun metode. Kemudian dalam menganalisis data menggunakan metode dreskriptif kualitatif sedangkan proses analisis mengacu pada sosio-legal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa alasan pengajuan cerai gugat meliputi tidak terpenuhinya hak dan kewajiban oleh suami kepada istri. Suami sering kali tidak mencukupi kebutuhan nafkah ekonomi bahkan tidak memberikan nafkah. Suami meninggalkan istri dan anak tanpa alasan yang jelas dalam jangka waktu yang lama. Penyebab terjadinya perceraian disebabkan pula karena gangguan pihak ketiga atau suami berselingkuh dan perselisihan secara terus-menerus dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi. Realitas alasan cerai gugat tersebut ternyata perempuan yang mengajukan gugatan menggunakan Pasal 19 (f) Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 116 (f) KHI mayoritas hanya sebagai celah untuk memudahkan proses perceraiannya dengan kemungkinan besar tidak berdasarkan realita yang sebenarnya. Surat gugatan yang masuk ke Pengadilan Agama Pekalongan yang tercantum hanya yang bersifat dapat menghendaki perceraian. Kata Kunci : Cerai gugat, analisis sosio-legal.
publisher Jurusan S-1 Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah IAIN Pekalongan
publishDate 2017
url http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=994652
_version_ 1690546351428861952
spelling oai:slims-994652Peningkatan Kasus Cerai Gugat Di Pengadilan Agama Kota Pekalongan (Analisis Sosio - Legal) Qorinatul Haq (2011112009) Dra. Rita Rahmawati, M.Pd Jurusan S-1 Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah IAIN Pekalongan 2017 Indonesia SKRIPSI HKI SKRIPSI HKI xviii, 106 hlm., 21X30 cm. Perceraian merupakan suatu hal yang seyogyanya dianggap tabu dan tidak semestinya mudah dilakukan bagi pasangan suami istri. Namun, realitas yang terjadi setiap tahunnya angka perceraian menunjukkan peningkatan sebagaimana yang terjadi di Kecamatan Pekalongan Utara, dengan kasus perceraian tertinggi khususnya cerai gugat pada tahun 2015. Dalam gugatannya kebanyakan para istri menggunakan Pasal 19 (f) Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 116 (f) KHI yakni tentang antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Melihat banyaknya alasan penggunaan pasal tersebut, penelitian bertujuan untuk menjelaskan penyebab atau alasan cerai gugat yang terjadi di wilayah tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian (field reasecrh) yang termasuk dalam penelitian hukum empiris menggunakan pendekatan preskriptif kualitatif dengan sifat stady penelitian sosiolegal. Lokasi penelitian di Kecamatan Pekalongan Utara dengan subyek penelitian yaitu 10 perempuan yang melakukan cerai gugat. Dengan menggunakan sumber data berupa data primer dan sekunder. Untuk pengumpulan data primer menggunakan teknik wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder yaitu dengan dokumentasi. Untuk memeriksa kredibilitas informasi data menggunakan teknik Triangulasi baik sumber maupun metode. Kemudian dalam menganalisis data menggunakan metode dreskriptif kualitatif sedangkan proses analisis mengacu pada sosio-legal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa alasan pengajuan cerai gugat meliputi tidak terpenuhinya hak dan kewajiban oleh suami kepada istri. Suami sering kali tidak mencukupi kebutuhan nafkah ekonomi bahkan tidak memberikan nafkah. Suami meninggalkan istri dan anak tanpa alasan yang jelas dalam jangka waktu yang lama. Penyebab terjadinya perceraian disebabkan pula karena gangguan pihak ketiga atau suami berselingkuh dan perselisihan secara terus-menerus dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi. Realitas alasan cerai gugat tersebut ternyata perempuan yang mengajukan gugatan menggunakan Pasal 19 (f) Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 116 (f) KHI mayoritas hanya sebagai celah untuk memudahkan proses perceraiannya dengan kemungkinan besar tidak berdasarkan realita yang sebenarnya. Surat gugatan yang masuk ke Pengadilan Agama Pekalongan yang tercantum hanya yang bersifat dapat menghendaki perceraian. Kata Kunci : Cerai gugat, analisis sosio-legal. Perceraian merupakan suatu hal yang seyogyanya dianggap tabu dan tidak semestinya mudah dilakukan bagi pasangan suami istri. Namun, realitas yang terjadi setiap tahunnya angka perceraian menunjukkan peningkatan sebagaimana yang terjadi di Kecamatan Pekalongan Utara, dengan kasus perceraian tertinggi khususnya cerai gugat pada tahun 2015. Dalam gugatannya kebanyakan para istri menggunakan Pasal 19 (f) Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 116 (f) KHI yakni tentang antara suami dan istri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Melihat banyaknya alasan penggunaan pasal tersebut, penelitian bertujuan untuk menjelaskan penyebab atau alasan cerai gugat yang terjadi di wilayah tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian (field reasecrh) yang termasuk dalam penelitian hukum empiris menggunakan pendekatan preskriptif kualitatif dengan sifat stady penelitian sosiolegal. Lokasi penelitian di Kecamatan Pekalongan Utara dengan subyek penelitian yaitu 10 perempuan yang melakukan cerai gugat. Dengan menggunakan sumber data berupa data primer dan sekunder. Untuk pengumpulan data primer menggunakan teknik wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder yaitu dengan dokumentasi. Untuk memeriksa kredibilitas informasi data menggunakan teknik Triangulasi baik sumber maupun metode. Kemudian dalam menganalisis data menggunakan metode dreskriptif kualitatif sedangkan proses analisis mengacu pada sosio-legal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa alasan pengajuan cerai gugat meliputi tidak terpenuhinya hak dan kewajiban oleh suami kepada istri. Suami sering kali tidak mencukupi kebutuhan nafkah ekonomi bahkan tidak memberikan nafkah. Suami meninggalkan istri dan anak tanpa alasan yang jelas dalam jangka waktu yang lama. Penyebab terjadinya perceraian disebabkan pula karena gangguan pihak ketiga atau suami berselingkuh dan perselisihan secara terus-menerus dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi. Realitas alasan cerai gugat tersebut ternyata perempuan yang mengajukan gugatan menggunakan Pasal 19 (f) Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 116 (f) KHI mayoritas hanya sebagai celah untuk memudahkan proses perceraiannya dengan kemungkinan besar tidak berdasarkan realita yang sebenarnya. Surat gugatan yang masuk ke Pengadilan Agama Pekalongan yang tercantum hanya yang bersifat dapat menghendaki perceraian. Kata Kunci : Cerai gugat, analisis sosio-legal. Analisis Sosio - Legal MUNAKAHAT - PERCERAIAN 2X4.33 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=994652 SK HKI 18.017 HAQ p 18SK1811017.00 http://103.142.62.240:80/perpus/images/docs/cover_qorinatul_haq.png.png
score 11.174184