Al-Qur'an Dalam Karya Sastra (Studi Analisis Pemaknaan Ayat-Ayat Al-Qur'an Dalam Novel "Kyai Joksin Kyai Tanpa Pesantren" Karya Imam Sibawah El-Hasany)
Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat Islam. Untuk mendapatkan petunjuk al-Qur’an umat Islam harus membaca dan memahami isinya serta mengamalkannya. Pembacaan al-Qur’an menghasilkan pemahaman beragam menurut kemampuan masing-masing, Pengalaman interaksi dengan al-Qur’an bisa terungkap atau diungkap...
Saved in:
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Online |
Language: | Indonesia |
Published: |
Jurusan S-1 Ilmu Al Quran dan Ilmu Tafsir FUAD IAIN Pekalongan
2017
|
Online Access: | http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=994898 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat Islam. Untuk mendapatkan petunjuk al-Qur’an umat Islam harus membaca dan memahami isinya serta mengamalkannya. Pembacaan al-Qur’an menghasilkan pemahaman beragam menurut kemampuan masing-masing, Pengalaman interaksi dengan al-Qur’an bisa terungkap atau diungkapkan melalui lisan, tulisan, maupun perbuatan, baik berupa pemikiran, pengalaman emosional maupun spiritual.Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Umat Islam semakin dipermudah dalam mensyiarkan ajaran-ajaran Islam dan membumikan nilai-nilai al-Qur’an melalui berbagai media.Kehadiran Al-Quran bisa menjadi inspirasi utama yang mempengaruhi budaya umat manusia, termasuk hal dalam bersastra.
Hadirnya Novel Kyai Joksin Kyai Tanpa Pesantren karya Imam Sibawaih el-Hasany merupakan novel yang terinspirasi banyak dari al-Qur’an. Latar belakang novelis banyak memasukkan ayat-ayat al-Qur’an dalam novel Kyai Joksin Kyai Tanpa Pesantrenadalah untuk menyampaikan bagaimana perilaku (implementasi) dari pesan-pesan ayat-ayat al-Qur’an yang dibungkus sedemikian rupa melalui bahasa novel supaya mudah dibaca dan diterima oleh kalangan umum. Terutama sasaran pembaca untuk kalangan anak-anak, remaja, usia anak sekolah SMA atau kuliah. Karena dunia mereka lebih menyukai dan mudah menerima pitutur (pesan) yang dikemas secara ringan, imajiner, dan menarik melalui bahasa novel.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap ayat-ayat al-Qur’an apa saja yang terdapat dalam novel Kyai Joksin Kyai Tanpa Pesantrendan pemaknaan ayat-ayat al-Qur’an dalam struktur narasi novel “Kyai Joksin Kyai Tanpa Pesantren”.Kegunaan penelitian ini adalah menambah wawasan ilmu pengetahuan dan mendorong kontribusi dalam pengembangan keilmuan dalam studi analisis al-Qur’an yang multidisipliner.
Penelitian ini merupakan library research (penelitian pustaka) dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan teori yang digunakan adalah teori hermeneutika gadamer. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Kemudian data yang diperoleh adalah data primer dari novel Kyai Joksin Kyai Tanpa Pesantren dan data sekunder yaitu tafsir al-Qur’an dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis isi (content analysis).
x
Hasil penelitian menunjukkan ayat-ayat al-Qur’an yang dikutip oleh novelis dalam narasi novel Kyai Joksin Kyai Tanpa Pesantren23 ayat Al-Qur’an yang mengandung pesan/makna yang tercakup pada tiga hal di antaranya ajakan untuk percaya dan taat kepada Allah SWT, ajakan untuk melakukan kebaikan, dan dakwah. Kutipan ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung makna ajakan untuk percaya dan taat kepada Allah SWT di antaranya QS. al-‘Ankabūt [29]: 69, QS. an-Nūr [24]: 21, QS. al-Qamar [54]: 32, QS. al-Baqarah [2]: 269, QS. al-Baqarah [2]: 186, QS. Ali ‘Imran [3]: 159, QS. al-Isrā’ [17]: 1, QS. al-Isrā’ [17]: 80, QS. ar-Ra’d [13]: 11, QS. Al-Qashash [28]: 68, QS. al-Baqarah [2]: 115, QS. Yā Sīn [36]: 40, QS. an-Nisā’[4]: 78, QS. al-Baqarah [2]: 138, QS. al-Fātihah [1]: 5, dan QS. al-Fātihah[1]: 6. Kemudian kutipan ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung makna ajakan untuk melakukan kebaikan di antaranya QS. al-Baqarah [2]: 148, QS. Ali ‘Imran [3]: 14, dan QS. al-Baqarah [2]: 214. Sedangkan kutipan ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung makna ajakan dakwah di antaranya QS. Asy-Syūra [42]: 23, QS. al-Mu’minūn [23]: 71, dan QS. Yā Sīn [36]: 21.
Setelah ayat-ayat al-Qur’an yang terdapat dalam novel Kyai Joksin Kyai Tanpa Pesantren dianalisis dan ditafsirkan satu per satu. Hasil analisis membuktikan bahwa novelis tidak selalu mengutip ayat al-Qur’an dari satu ayat secara utuh, terkadang hanya penggalan saja. Sehingga perlu ditafsirkan satu per satu kutipan ayat-ayat al-Qur’an yang ada untuk mengetahui makna dari satu ayat itu secara utuh. Setelah itu penulis harus menganalisis kutipan ayat al-Qur’an yang ada dalam narasi novel dengan tanpa melupakan hasil analisis tafsir sebelumnya untuk menemukan makna pesan ayat al-Qur’an yang sesuai berdasarkan konteks dalam narasi novel. Hasil analisis dari konteks pemaknaan ayat-ayat al-Qur’an Novel Kyai Joksin Kyai Tanpa Pesantren melalui proses analisis di atas, makna-makna yang tercakup pada tiga hal di antaranya ajakan untuk percaya dan taat kepada Allah SWT, ajakan untuk melakukan kebaikan, dan dakwah.
Pertama, Pesan ajakan untuk percaya dan taat kepada Allah SWT meliputi jihad menahan hawa nafsu, jangan berputus asa dengan ampunan-Nya dan rahmat-Nya serta anjuran untuk bertobat, ajakan untuk membaca al-Qur’an, menerima dan mensyukuri anugerah dari Allah, ajakan untuk beribadah yaitu shalat, ajakan kembali mengingat Allah dan menjalankan perintah-Nya, anjuran berlaku lemah lembut, dan tidak berperilaku keras ketika mengajak kepada kebaikan, ajakan untuk bersyukur kepada Allah dalam situasi apapun, ajakan untuk berdoa di setiap aktivitas, suatu keadaan bisa berubah menjadi lebih baik asalkan ada usaha yang sungguh-sungguh, tunduk dan pasrah pada Kuasa Allah SWT, yakin Allah bersama hamba-Nya dimanapun kita berada, yakin akan takdir dari-Nya yang terbaik, ajakan bersabar atas ujian dan cobaan dari-Nya, patuh dan tunduk kepada Allah, manusia harus mengabdi dan meminta pertolongan kepada Allah, manusia harus meminta kepada Allah untuk menunjukkan ke jalan yang lurus, anjuran mencintai seseorang sewajarnya saja, sebagai manusia harus saling mengingatkan dan berpesan kepada
xi
ketaatan.Kedua, pesan ajakan untuk melakukan kebaikan, di antaranya ajakan berlomba-lomba dalam kebaikan, tidak berlebihan mencintai sesuatu, sebagai sesama manusia harus saling mengingatkan dan berpesan kepada ketaatan.Ketiga, pesan dakwah, meliputi peran juru dakwah dalam amar ma’ruf nahi mungkar, anjuran berlaku lemah lembut, dan tidak berperilaku keras ketika mengajak kepada kebaikan,dan ikutilah orang yang berdakwah yang tidak menuntut imbalan apapun. |
---|