Implementasi Ayat-ayat Al Quran sebagai Bacaan Dzikir di Majelis Dzikir Darul Iman Desa Sidomulyo Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan (Kajian Living Quran)

Kata kunci : Implementasi Ayat-ayat al-Qur’an sebagai Bacaan Dzikir, Living Qur’an, Majelis Dzikir Seiring berkembangnya zaman membuat umat Islam semakin memiliki banyak persoalan. Manusia senantiasa berusaha memahami isi kandungan al-Qur’an dengan mencari pemaknaan dan penafsiran atau petunjuk dar...

全面介绍

Saved in:
书目详细资料
Main Authors: Ikromah (2031113017), Hasan Suadi, M.Si
格式: Online
语言:Indonesia
出版: Jurusan S-1 Ilmu Al Quran dan Ilmu Tafsir FUAD IAIN Pekalongan 2018
在线阅读:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=995933
标签: 添加标签
没有标签, 成为第一个标记此记录!
实物特征
总结:Kata kunci : Implementasi Ayat-ayat al-Qur’an sebagai Bacaan Dzikir, Living Qur’an, Majelis Dzikir Seiring berkembangnya zaman membuat umat Islam semakin memiliki banyak persoalan. Manusia senantiasa berusaha memahami isi kandungan al-Qur’an dengan mencari pemaknaan dan penafsiran atau petunjuk dari al-Qur’an untuk menjawab segala sesuatu yang berkaitan dengan apa yang menjadi kebutuhan individu atau kemaslahatan umat. Dari usaha mereka dalam mencari makna, tafsiran model studi al-Qur’an menjadikan fenomena yang hidup di tengah masyarakat muslim, pada dasarnya tidak lebih dari studi sosial. Hanya karena fenomena sosial ini muncul lantaran kehadiran al-Qur’an, maka diinisiasikan kedalam wilayah studi Qur’an, dan pada perkembangannya kajian ini dikenal dengan istilah Living Qur’an. Living Qur’an sementara ini dikategorikan sebagai penelitian agama dengan kerangka penelitian agama sebagai gejala sosial. Dan Living Qur’an disini adalah bagaimana al-Qur’an itu disikapi dan direspon masyarakat muslim. Oleh karena itu, maksud yang dikandung bisa sama, tetapi ekspresi dan ekspektasi terhadap al-Qur’an antar kelompok yang berbeda, begitu juga antar golongan, antar etnis, dan antar budaya. Sama halnya fenomena menggunakan ayat al-Qur’an sebagai dzikir telah terjadi di Majelis Dzikir Darul Iman, Desa Sidomulyo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Ayat-ayat apa saja yang dijadikan sebagai bacaan dzikir, dan apa alasan pemilihan ayat-ayat tersebut menurut Mursyid di Majelis Dzikir Darul Iman, 2. Bagaimana pemahaman ayat-ayat tersebut menurut Mursyid di Majelis Dzikir Darul Iman, 3. Bagaimana implementasi ayat-ayat al-Qur’an yang dijadikan bacaan dzikir oleh jama’ah Majelis Dzikir Darul Iman. Jenis penelitian ini adalah (field research) yang menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini, observasi, wawancara, kepustakaan, dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisanya menggunakan deskriptif-analitik, yaitu dengan memaparkan atau mendeskripsikan realita dan menganalisa kejadian yang ada. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, bentuk dzikir yang ada di Majelis Dzikir Darul Iman ini adalah para jama’ah melantunkan ayat-ayat al-Qur’an tertentu sebagai bacaan dzikir sebanyak minimal 300 kali. Dzikir tersebut xiii dilakukan setiap selesai shalat tahajud dan shalat hajat, dan pembacaan dzikir itu tergantung pada ayat al-Qur’an yang telah diijazahkan oleh Mursyid kepada jama’ah. Manfaat yang diperoleh dari ayat-ayat al-Qur’an yang digunakan sebagai dzikir oleh jama’ah Majelis Dzikir Darul Iman, seperti pada QS. Al-A’raf: 129 yang diyakini memiliki manfaat untuk menghancurkan segala bentuk kebatilan, QS. Al-Baqarah: 148 dijadikan sebagai ayat untuk menarik rezeki (atau segala hal baik), QS. An-Nisa’: 84 digunakan sebagai ayat kesehatan untuk refleksi. Begitu banyak ayat-ayat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, terutama bagi orang yang mengamalkan ayat-ayat tersebut sebagai dzikir maka akan mendapat dampak positif.