Etika Komunikasi Muslim dengan Non-Muslim (Kajian terhadap Hadis-hadis tentang Komunikasi dalam Kitab Shahih al-Bukhari)

Kata Kunci: Etika Komunikasi, Muslim, non-Muslim, Sahīh Bukhārī. Ajaran Islam ditinjau secara teologis dan historis tidak dapat dipisahkan dari keberadaan agama lain. Umat Islam sejak masa Nabi Muhammad saw hingga sekarang memahami kenyataan adanya pluralitas dan perbedaan dalam keyakinan agama....

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Auliana Nur Khamidah (2033113008), H. Arif Chasanul Muna, Lc., M.Ag
Format: Online
Language:Indonesia
Published: Jurusan S-1 Ilmu Hadits FUAD IAIN Pekalongan 2018
Online Access:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=995988
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
id oai:slims-995988
recordtype slims
institution IAIN Pekalongan
collection Book
language Indonesia
format Online
author Auliana Nur Khamidah (2033113008)
H. Arif Chasanul Muna, Lc., M.Ag
spellingShingle Auliana Nur Khamidah (2033113008)
H. Arif Chasanul Muna, Lc., M.Ag
Etika Komunikasi Muslim dengan Non-Muslim (Kajian terhadap Hadis-hadis tentang Komunikasi dalam Kitab Shahih al-Bukhari)
author_facet Auliana Nur Khamidah (2033113008)
H. Arif Chasanul Muna, Lc., M.Ag
author_sort Auliana Nur Khamidah (2033113008)
title Etika Komunikasi Muslim dengan Non-Muslim (Kajian terhadap Hadis-hadis tentang Komunikasi dalam Kitab Shahih al-Bukhari)
title_short Etika Komunikasi Muslim dengan Non-Muslim (Kajian terhadap Hadis-hadis tentang Komunikasi dalam Kitab Shahih al-Bukhari)
title_full Etika Komunikasi Muslim dengan Non-Muslim (Kajian terhadap Hadis-hadis tentang Komunikasi dalam Kitab Shahih al-Bukhari)
title_fullStr Etika Komunikasi Muslim dengan Non-Muslim (Kajian terhadap Hadis-hadis tentang Komunikasi dalam Kitab Shahih al-Bukhari)
title_full_unstemmed Etika Komunikasi Muslim dengan Non-Muslim (Kajian terhadap Hadis-hadis tentang Komunikasi dalam Kitab Shahih al-Bukhari)
title_sort etika komunikasi muslim dengan non-muslim (kajian terhadap hadis-hadis tentang komunikasi dalam kitab shahih al-bukhari)
description Kata Kunci: Etika Komunikasi, Muslim, non-Muslim, Sahīh Bukhārī. Ajaran Islam ditinjau secara teologis dan historis tidak dapat dipisahkan dari keberadaan agama lain. Umat Islam sejak masa Nabi Muhammad saw hingga sekarang memahami kenyataan adanya pluralitas dan perbedaan dalam keyakinan agama. Sedangkan kita sebagai manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, sehingga memaksa setiap individu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain yang belum tentu memiliki latar belakang dan keyakinan yang sama. Hal inilah yang menjadi alasan perlunya umat Islam dan agama lain untuk saling berinteraksi melaui komunikasi guna saling memahami pandangan masing-masing dan menghindari adanya kesalah fahaman antar umat beragama. Penelitian ini akan menjelaskan hadis-hadis bagaimana etika komunikasi yang dilakukan Rasulullah saw kepada non-Muslim dalam kitab Shahīh Al-Bukhārī. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran bagi kita dalam berkomuniakasi dengan non-Muslim, guna menciptakan kerukunan antar umat beragama. Pelitian ini fokus pada 2 permaslahan: Pertama, hadis-hadis apa saja dalam Sahīh Bukhārī yang menerangkan etika komunikasi Muslim dengan non-Muslim. Kedua, bagaimana konsep etika komunikasi Muslim dengan non-Muslim dalam kitab Sahīh Bukhārī. Adapun Sahīh Bukhārī sebagai sumber rujukan utama dikarenakan kualitas hadisnya yang sudah diakui oleh para ulama sebagai hadis yang memiliki predikat tertinggi dalam kesahihan hadisnya. Jenis Penelitian ini adalah Library research menggunakan tehnik penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Hermeneutika Gadamer. Data utama penelitian ini adalah hadis-hadis komunikasi Muslim dengan non-Muslim dalam kitab Shahīh Al-Bukhārī. Data primer yang digunakan adalah kitab Shahīh Al- Bukhārī, sedangkan data skunder berupa kitab syarah hadis al-Bukhārī seperti Fath al-Bāri karya Ibn Hajar al-Asqalāni. Sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tematik menggunakan analisis data deskriptif. Setelah melakukan penelitian dalam kitab Sahīh Bukhārī, dapat ditemukan sejumlah 22 hadis komunikasi verbal antara Rasulullah dengan non-Musim dengan pengulangannya. Apabila dihitung secara keseluruhan hadisnya menggunakan penomoran kitab Fathul Barri maka berjumlah 64 hadis. Penulis mengelompokkan hadis tersebut kedalam 2 bagian: Pertama, berdasarkan isi komunikasi yang dilakukan Rasulullah, terbagi menjadi 5 yaitu: 1) komunikasi dakwah, 2) komunikasi dalam melakukan perjanjian, 3) komunikasi dalam bermuamalah, 4) komunikasi tanya jawab atau dialog, 5) komunikasi dalam penyelesaian konflik. Kedua berdasarkan cara komunikasi yang dilakukan Rasulullah. Adapun pengelompokanya mengikuti isi komunikasi Nabi saw. xi Berikut pembagianya: 1) Cara komunikasi dalam berdakwah. Nabi saw menggunakan kata-kata yang jelas sebagaimana Nabi saw sering mengulangulang ajakan hingga dapat dipahami. sabar, tidak memaksa, menghindari pertikaian dan dapat dilakukan dengan media. 2) Cara komunikasi dalam melakukan perjanjian, Nabi saw selalu fokus pada tujuan, jelas dan tegas dalam memberikan intruksi, berlaku adil dan bijaksana dalam menetapkan perjanjian. 3) Cara komunikasi dalam bermuamalah, Nabi saw berbicara dengan kata-kata baik, bertanya dengan ucapan yang baik. 4) Cara komunikasi dalam berdialog, Nabi saw sangat berhati-hati dalam menjawab pertanyaan, tidak menjawab suatu pertanyaan sampai datangnya wahyu, menguji kebenaran pada orang yang sering berdusta dengan beberapa pertanyaan sebelum menanyakan hal inti, menanyakan sesuatu perkara yang belum di pahami, menghormati atas informasi yang disampaikan non-Muslim. 5) Cara komunikasi dalam menyelesaikan konflik, Nabi saw menggunakan kata-kata yang lemah lembut, menegur secara langsung apabila melihat kesalahan, mengembalikan perkara pada hukum yang di anut, mengklarifikasi masalah dan menguji informasi yang diterima sebelum menjastifikasi, tidak mengagungkan atau menjatuhkan salah satu pihak jika mengakibatkan permusuhan, menguji kejujuran, menggunakan bukti atau sumpah sebagai alat justifikasi, boleh menerka namun tidak boleh menghakimi. menggunakan sumpah jika tidak ada saksi dan mempertemukan kedua pihak yang mengalami konflik. Sedangkan implementasi hadis komunikasi dalam konteks umat Muslim kekinian sebagai berikut: 1) Komunikasi dengan jelas agar mudah di pahami, jika perlu mengulang ucapan hingga 3x. 2) Sabar atas prilaku non- Muslim yang membenci ajaran Islam. 3) Tidak boleh memaksa dalam menyampaian berdakwah. 4) Fokus pada tujuan pembahasan. 5) Berbicara dengan kata-kata yang baik, dan mudah dipahami. 6) Apabila bertanya, menggunakan bahasa yang baik dan sopan. 7) Menggunakan bahasa yang lembut dan tidak menggunakan nada tinggi. 8) Menjawab suatu pertanyaan dari non-Muslim mengenai persoalan agama harus memiliki dasar yang kuat, diam lebih baik jika tidak mengetahui jawaban dari suatu pertanyaan. 9) Menguji kejujuran dengan pertanyaan pada orang yang sering berdusta. 10) Memperhatikan dan menghormati atas informasi yang di sampaikan non-Muslim. 11) Menegur atau menasehati apabila melihat kesalahan dengan cara baik-baik. 12) Dalam memecahkan suatu permasalahan atau konflik, hadirkan pihak ketiga yang bijak, netral dan adil untuk membantu pihak-pihak yang berkonflik dalam memecahkan permesalahan. 13) Sebagai penengah atau pihak ketiga dalam penyelesaian konflik tidak boleh condong sebelah pada salah satu pihak, harus adail, tidak membeda-bedakan, menghadirkan kedua belah pihak yang yang berkonflik dan mengkarifikasi masalah atau menguji informasi yang diterima, tidak boleh menghakimi salah satu pihak. 14) Dalam menerima informasi perlu Tabayyun, (meneliti kebenaran berita dan mengetahui secara menyeluruh)
publisher Jurusan S-1 Ilmu Hadits FUAD IAIN Pekalongan
publishDate 2018
url http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=995988
_version_ 1690546287899836416
spelling oai:slims-995988Etika Komunikasi Muslim dengan Non-Muslim (Kajian terhadap Hadis-hadis tentang Komunikasi dalam Kitab Shahih al-Bukhari) Auliana Nur Khamidah (2033113008) H. Arif Chasanul Muna, Lc., M.Ag Jurusan S-1 Ilmu Hadits FUAD IAIN Pekalongan 2018 Indonesia SKRIPSI ILHA SKRIPSI ILHA xv, 146 hlm., 29 cm., Bibliografi : 141-146 Kata Kunci: Etika Komunikasi, Muslim, non-Muslim, Sahīh Bukhārī. Ajaran Islam ditinjau secara teologis dan historis tidak dapat dipisahkan dari keberadaan agama lain. Umat Islam sejak masa Nabi Muhammad saw hingga sekarang memahami kenyataan adanya pluralitas dan perbedaan dalam keyakinan agama. Sedangkan kita sebagai manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, sehingga memaksa setiap individu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain yang belum tentu memiliki latar belakang dan keyakinan yang sama. Hal inilah yang menjadi alasan perlunya umat Islam dan agama lain untuk saling berinteraksi melaui komunikasi guna saling memahami pandangan masing-masing dan menghindari adanya kesalah fahaman antar umat beragama. Penelitian ini akan menjelaskan hadis-hadis bagaimana etika komunikasi yang dilakukan Rasulullah saw kepada non-Muslim dalam kitab Shahīh Al-Bukhārī. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran bagi kita dalam berkomuniakasi dengan non-Muslim, guna menciptakan kerukunan antar umat beragama. Pelitian ini fokus pada 2 permaslahan: Pertama, hadis-hadis apa saja dalam Sahīh Bukhārī yang menerangkan etika komunikasi Muslim dengan non-Muslim. Kedua, bagaimana konsep etika komunikasi Muslim dengan non-Muslim dalam kitab Sahīh Bukhārī. Adapun Sahīh Bukhārī sebagai sumber rujukan utama dikarenakan kualitas hadisnya yang sudah diakui oleh para ulama sebagai hadis yang memiliki predikat tertinggi dalam kesahihan hadisnya. Jenis Penelitian ini adalah Library research menggunakan tehnik penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Hermeneutika Gadamer. Data utama penelitian ini adalah hadis-hadis komunikasi Muslim dengan non-Muslim dalam kitab Shahīh Al-Bukhārī. Data primer yang digunakan adalah kitab Shahīh Al- Bukhārī, sedangkan data skunder berupa kitab syarah hadis al-Bukhārī seperti Fath al-Bāri karya Ibn Hajar al-Asqalāni. Sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tematik menggunakan analisis data deskriptif. Setelah melakukan penelitian dalam kitab Sahīh Bukhārī, dapat ditemukan sejumlah 22 hadis komunikasi verbal antara Rasulullah dengan non-Musim dengan pengulangannya. Apabila dihitung secara keseluruhan hadisnya menggunakan penomoran kitab Fathul Barri maka berjumlah 64 hadis. Penulis mengelompokkan hadis tersebut kedalam 2 bagian: Pertama, berdasarkan isi komunikasi yang dilakukan Rasulullah, terbagi menjadi 5 yaitu: 1) komunikasi dakwah, 2) komunikasi dalam melakukan perjanjian, 3) komunikasi dalam bermuamalah, 4) komunikasi tanya jawab atau dialog, 5) komunikasi dalam penyelesaian konflik. Kedua berdasarkan cara komunikasi yang dilakukan Rasulullah. Adapun pengelompokanya mengikuti isi komunikasi Nabi saw. xi Berikut pembagianya: 1) Cara komunikasi dalam berdakwah. Nabi saw menggunakan kata-kata yang jelas sebagaimana Nabi saw sering mengulangulang ajakan hingga dapat dipahami. sabar, tidak memaksa, menghindari pertikaian dan dapat dilakukan dengan media. 2) Cara komunikasi dalam melakukan perjanjian, Nabi saw selalu fokus pada tujuan, jelas dan tegas dalam memberikan intruksi, berlaku adil dan bijaksana dalam menetapkan perjanjian. 3) Cara komunikasi dalam bermuamalah, Nabi saw berbicara dengan kata-kata baik, bertanya dengan ucapan yang baik. 4) Cara komunikasi dalam berdialog, Nabi saw sangat berhati-hati dalam menjawab pertanyaan, tidak menjawab suatu pertanyaan sampai datangnya wahyu, menguji kebenaran pada orang yang sering berdusta dengan beberapa pertanyaan sebelum menanyakan hal inti, menanyakan sesuatu perkara yang belum di pahami, menghormati atas informasi yang disampaikan non-Muslim. 5) Cara komunikasi dalam menyelesaikan konflik, Nabi saw menggunakan kata-kata yang lemah lembut, menegur secara langsung apabila melihat kesalahan, mengembalikan perkara pada hukum yang di anut, mengklarifikasi masalah dan menguji informasi yang diterima sebelum menjastifikasi, tidak mengagungkan atau menjatuhkan salah satu pihak jika mengakibatkan permusuhan, menguji kejujuran, menggunakan bukti atau sumpah sebagai alat justifikasi, boleh menerka namun tidak boleh menghakimi. menggunakan sumpah jika tidak ada saksi dan mempertemukan kedua pihak yang mengalami konflik. Sedangkan implementasi hadis komunikasi dalam konteks umat Muslim kekinian sebagai berikut: 1) Komunikasi dengan jelas agar mudah di pahami, jika perlu mengulang ucapan hingga 3x. 2) Sabar atas prilaku non- Muslim yang membenci ajaran Islam. 3) Tidak boleh memaksa dalam menyampaian berdakwah. 4) Fokus pada tujuan pembahasan. 5) Berbicara dengan kata-kata yang baik, dan mudah dipahami. 6) Apabila bertanya, menggunakan bahasa yang baik dan sopan. 7) Menggunakan bahasa yang lembut dan tidak menggunakan nada tinggi. 8) Menjawab suatu pertanyaan dari non-Muslim mengenai persoalan agama harus memiliki dasar yang kuat, diam lebih baik jika tidak mengetahui jawaban dari suatu pertanyaan. 9) Menguji kejujuran dengan pertanyaan pada orang yang sering berdusta. 10) Memperhatikan dan menghormati atas informasi yang di sampaikan non-Muslim. 11) Menegur atau menasehati apabila melihat kesalahan dengan cara baik-baik. 12) Dalam memecahkan suatu permasalahan atau konflik, hadirkan pihak ketiga yang bijak, netral dan adil untuk membantu pihak-pihak yang berkonflik dalam memecahkan permesalahan. 13) Sebagai penengah atau pihak ketiga dalam penyelesaian konflik tidak boleh condong sebelah pada salah satu pihak, harus adail, tidak membeda-bedakan, menghadirkan kedua belah pihak yang yang berkonflik dan mengkarifikasi masalah atau menguji informasi yang diterima, tidak boleh menghakimi salah satu pihak. 14) Dalam menerima informasi perlu Tabayyun, (meneliti kebenaran berita dan mengetahui secara menyeluruh) Kata Kunci: Etika Komunikasi, Muslim, non-Muslim, Sahīh Bukhārī. Ajaran Islam ditinjau secara teologis dan historis tidak dapat dipisahkan dari keberadaan agama lain. Umat Islam sejak masa Nabi Muhammad saw hingga sekarang memahami kenyataan adanya pluralitas dan perbedaan dalam keyakinan agama. Sedangkan kita sebagai manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, sehingga memaksa setiap individu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain yang belum tentu memiliki latar belakang dan keyakinan yang sama. Hal inilah yang menjadi alasan perlunya umat Islam dan agama lain untuk saling berinteraksi melaui komunikasi guna saling memahami pandangan masing-masing dan menghindari adanya kesalah fahaman antar umat beragama. Penelitian ini akan menjelaskan hadis-hadis bagaimana etika komunikasi yang dilakukan Rasulullah saw kepada non-Muslim dalam kitab Shahīh Al-Bukhārī. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran bagi kita dalam berkomuniakasi dengan non-Muslim, guna menciptakan kerukunan antar umat beragama. Pelitian ini fokus pada 2 permaslahan: Pertama, hadis-hadis apa saja dalam Sahīh Bukhārī yang menerangkan etika komunikasi Muslim dengan non-Muslim. Kedua, bagaimana konsep etika komunikasi Muslim dengan non-Muslim dalam kitab Sahīh Bukhārī. Adapun Sahīh Bukhārī sebagai sumber rujukan utama dikarenakan kualitas hadisnya yang sudah diakui oleh para ulama sebagai hadis yang memiliki predikat tertinggi dalam kesahihan hadisnya. Jenis Penelitian ini adalah Library research menggunakan tehnik penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Hermeneutika Gadamer. Data utama penelitian ini adalah hadis-hadis komunikasi Muslim dengan non-Muslim dalam kitab Shahīh Al-Bukhārī. Data primer yang digunakan adalah kitab Shahīh Al- Bukhārī, sedangkan data skunder berupa kitab syarah hadis al-Bukhārī seperti Fath al-Bāri karya Ibn Hajar al-Asqalāni. Sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tematik menggunakan analisis data deskriptif. Setelah melakukan penelitian dalam kitab Sahīh Bukhārī, dapat ditemukan sejumlah 22 hadis komunikasi verbal antara Rasulullah dengan non-Musim dengan pengulangannya. Apabila dihitung secara keseluruhan hadisnya menggunakan penomoran kitab Fathul Barri maka berjumlah 64 hadis. Penulis mengelompokkan hadis tersebut kedalam 2 bagian: Pertama, berdasarkan isi komunikasi yang dilakukan Rasulullah, terbagi menjadi 5 yaitu: 1) komunikasi dakwah, 2) komunikasi dalam melakukan perjanjian, 3) komunikasi dalam bermuamalah, 4) komunikasi tanya jawab atau dialog, 5) komunikasi dalam penyelesaian konflik. Kedua berdasarkan cara komunikasi yang dilakukan Rasulullah. Adapun pengelompokanya mengikuti isi komunikasi Nabi saw. xi Berikut pembagianya: 1) Cara komunikasi dalam berdakwah. Nabi saw menggunakan kata-kata yang jelas sebagaimana Nabi saw sering mengulangulang ajakan hingga dapat dipahami. sabar, tidak memaksa, menghindari pertikaian dan dapat dilakukan dengan media. 2) Cara komunikasi dalam melakukan perjanjian, Nabi saw selalu fokus pada tujuan, jelas dan tegas dalam memberikan intruksi, berlaku adil dan bijaksana dalam menetapkan perjanjian. 3) Cara komunikasi dalam bermuamalah, Nabi saw berbicara dengan kata-kata baik, bertanya dengan ucapan yang baik. 4) Cara komunikasi dalam berdialog, Nabi saw sangat berhati-hati dalam menjawab pertanyaan, tidak menjawab suatu pertanyaan sampai datangnya wahyu, menguji kebenaran pada orang yang sering berdusta dengan beberapa pertanyaan sebelum menanyakan hal inti, menanyakan sesuatu perkara yang belum di pahami, menghormati atas informasi yang disampaikan non-Muslim. 5) Cara komunikasi dalam menyelesaikan konflik, Nabi saw menggunakan kata-kata yang lemah lembut, menegur secara langsung apabila melihat kesalahan, mengembalikan perkara pada hukum yang di anut, mengklarifikasi masalah dan menguji informasi yang diterima sebelum menjastifikasi, tidak mengagungkan atau menjatuhkan salah satu pihak jika mengakibatkan permusuhan, menguji kejujuran, menggunakan bukti atau sumpah sebagai alat justifikasi, boleh menerka namun tidak boleh menghakimi. menggunakan sumpah jika tidak ada saksi dan mempertemukan kedua pihak yang mengalami konflik. Sedangkan implementasi hadis komunikasi dalam konteks umat Muslim kekinian sebagai berikut: 1) Komunikasi dengan jelas agar mudah di pahami, jika perlu mengulang ucapan hingga 3x. 2) Sabar atas prilaku non- Muslim yang membenci ajaran Islam. 3) Tidak boleh memaksa dalam menyampaian berdakwah. 4) Fokus pada tujuan pembahasan. 5) Berbicara dengan kata-kata yang baik, dan mudah dipahami. 6) Apabila bertanya, menggunakan bahasa yang baik dan sopan. 7) Menggunakan bahasa yang lembut dan tidak menggunakan nada tinggi. 8) Menjawab suatu pertanyaan dari non-Muslim mengenai persoalan agama harus memiliki dasar yang kuat, diam lebih baik jika tidak mengetahui jawaban dari suatu pertanyaan. 9) Menguji kejujuran dengan pertanyaan pada orang yang sering berdusta. 10) Memperhatikan dan menghormati atas informasi yang di sampaikan non-Muslim. 11) Menegur atau menasehati apabila melihat kesalahan dengan cara baik-baik. 12) Dalam memecahkan suatu permasalahan atau konflik, hadirkan pihak ketiga yang bijak, netral dan adil untuk membantu pihak-pihak yang berkonflik dalam memecahkan permesalahan. 13) Sebagai penengah atau pihak ketiga dalam penyelesaian konflik tidak boleh condong sebelah pada salah satu pihak, harus adail, tidak membeda-bedakan, menghadirkan kedua belah pihak yang yang berkonflik dan mengkarifikasi masalah atau menguji informasi yang diterima, tidak boleh menghakimi salah satu pihak. 14) Dalam menerima informasi perlu Tabayyun, (meneliti kebenaran berita dan mengetahui secara menyeluruh) Muslim Etika Hadis-Komunikasi Non Muslim 2X2.372 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=995988 SK ILHA 18.003 KHA e 18SK1832003.00 http://103.142.62.240:80/perpus/images/docs/cover_auliana_nur.png.png
score 11.174184