Peranan Ekstrakurikuler Keagamaan Dlam Mengembangkan Budaya Religius Peserta Didik Di MII Pringlangu 02 Kota Pekalongan

Kegiatan ekstrakurikuler yang digunakan untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kemampuannya sering kali dikesampingkan oleh pelaku pendidikan itu sendiri. Mereka cenderung lebih terfokuskan pada kegiatan intrakurikuler yang bertujuan mencerdaskan peserta didik secara intelektual saj...

Fuld beskrivelse

Saved in:
Bibliografiske detaljer
Main Authors: Eli Shofiana (2023113020), Drs. Moh. Muslih, M.Pd, Ph.D
Format: Online
Sprog:Indonesia
Udgivet: Jurusan S-1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah FTIK IAIN Pekalongan 2019
Online adgang:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=996814
Tags: Tilføj Tag
Ingen Tags, Vær først til at tagge denne postø!
Beskrivelse
Summary:Kegiatan ekstrakurikuler yang digunakan untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kemampuannya sering kali dikesampingkan oleh pelaku pendidikan itu sendiri. Mereka cenderung lebih terfokuskan pada kegiatan intrakurikuler yang bertujuan mencerdaskan peserta didik secara intelektual saja, tanpa mempertimbangkan cerdas secara emosional maupun spiritual. Salah satu usaha untuk mengembangkan budaya religius peserta didik pihak sekolah telah menyediakan wadah melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Oleh sebab itu diperlukan kajian mendalam mengenai Peranan ekstrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan budaya religius utamanya yang saya lakukan di MII Pringlangu 02 kota Pekalongan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan ekstrakurikuler keagamaan di MII Pringlangu 02 Kota Pekalongan? (2) Bagaimana Peranan ekstrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan budaya religius peserta didik di MII Pringlangu 02 Kota Pekalongan.? Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan ekstrakurikuler keagamaan di MII Pringlanggu 02 Kota Pekalongan. (2) Untuk menganalisis Peranan ekstrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan budaya religius peserta didik di MII Pringlangu 02 Kota Pekalongan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya yaitu penelitian lapangan (field research). Terdapat dua sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer meliputi kepala sekolah, dewan guru dan peserta didik dan sumber data sekunder dokumen siswa, administrasi sekolah dan buku-buku terkait penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yaitu dengan mereduksi data, menyajikan data kemudian melakukan verifikasi dan pengambilan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pelaksanaan ekstrakurikuler keagamaan di MII Pringlangu 02 kota Pekalongan sesuai dengan komponen pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yaitu (1) Spektrum kegiatan ekstrakurikuler dapat meliputi, antara lain kegiatan keagamaan yang mana di MII Pringlangu 02 kegiatan keagamaannya meliputi salat duha, salat zuhur berjamaah dan tahfiz (2) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di MII Pringlangu 02 juga dibina oleh petugas khusus yang bertanggung jawab kepada kepala madrasah (3) Di MII Pringlangu 02 peserta didik memiliki hak yang sama untuk xiii mengikuti ekstrakurikuler keagamaan seperti ekstrakurikuler tahfiz, salat duha dan salat zuhur berjamaah (4) Di MII Pinglangu 02 keterlaksanaan kegiatan ekstrakurikuler didukung oleh masyarakat dan orang tua (5) Pengorganisasian kegiatan ekstrakurikuler dilakukan melalui pembentukan jadwal petugas dan jadwal pelaksanaan. Sedangkan Peranan estrakurikuler keagamaan dalam mengembangkan budaya religius peserta didik di MII Pringlangu 02 adalah (1) Komitmen terhadap perintah dan larangan agama, hal ini diwujudkan dengan pembiasaan melaksanakan salat zuhur berjamaah bahkan salat sunah duha juga dibiasakan sejak kelas tiga(2) Bersemangat mengkaji ajaran agama, dalam hal ini diaplikasikan melalui kegiatan tahfiz (3) Aktif dalam kegiatan agama, yaitu dengan menghidupkan salat zuhur berjamaah, salat sunah duha dan menghafal Alquran (4) Menghargai simbol agama, yaitu melalui upaya menjaga Alquran dan menghidupkan masjid (5) Akrab dengan kitab suci, yaitu melalui program tahfiz yang dilaksanakan sejak kelas satu sampai kelas enam (6) Ajaran agama dijadikan sumber pengembangan ide, dalam hal ini mengembangkan budaya religius menjadi lebih menarik dan membuat siswa menjadi terbiasa melaksanakan budaya religius.