Konsepsi Pendidikan Akhlak dalam Serat Wedhatama Karya KGPAA. Mangkunegara IV
Serat Wedhatama merupakan karya sastra Jawa berbentuk tembang macapat yang terdiri atas 72 bait. Adapun rinciannya adalah pupuh Pangkur (14 bait), pupuh Sinom (18 bait), pupuh Pocung (15 bait), dan pupuh Gambuh (25 bait). Serat ini penuh dengan nilai luhur yang perlu untuk diungkap kembali. Penelit...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Online |
Language: | Indonesia |
Published: |
Program Pascasarjana Pendidikan Agama Islam IAIN Pekalongan
2019
|
Online Access: | http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=997470 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Serat Wedhatama merupakan karya sastra Jawa berbentuk tembang macapat yang terdiri atas 72 bait. Adapun rinciannya adalah pupuh Pangkur (14 bait), pupuh Sinom (18 bait), pupuh Pocung (15 bait), dan pupuh Gambuh (25 bait). Serat ini penuh dengan nilai luhur yang perlu untuk diungkap kembali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis konsepsi pendidikan akhlak dalam serat Wedhatama. Secara akademis, penelitian ini bermanfaat untuk mengkonstruksi konsepsi pendidikan akhlak dalam serat Wedhatama. Dengan demikian dapat memperkaya khazanah ilmu Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Jawa.
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research), dan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian ini digunakan untuk menggali sumber informasi (data) berupa teks-teks sastra. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, kemudian diuji validitasnya menggunakan teknik triangulasi, dalam hal ini triangulasi sumber.
Hasil penelitian ini menunjukkan kosepsi pendidikan akhlak dalam serat Wedhatama yang terinci melalui cara dan tujuan pendidikan akhlak tersebut. Selanjutnya analisis didasarkan pada ruang lingkup dan disertai sumber pendidikan akhlak yakni Alquran dan Hadis. Adapun keterangannya adalah (1) Pendidikan akhlak terhadap diri sendiri, meliputi mengendalikan hawa nafsu (mingkar-mingkuring angkara), giat menuntut ilmu (ngelmu iku kalakone kanthi laku), kewajiban berguru (puruitaa kang patut), tidak bersifat egois (nggugu karsaning priyangga), tidak mengandalkan kemuliaan orang tua (palayune ngandalken yayah wibi), bersabar dan berhati-hati (tata titi ngati-ati, atetep telaten atul), rendah hati (susila anor raga), dan tidak berlebih-lebihan dalam beragama (rehne sira ta Jawi, sathithik bae wus cukup), (2) Pendidikan akhlak terhadap sesama, meliputi membahagiakan orang lain (amemangun karyenak tyasing sasama), mengalah dalam menghadapi orang bodoh (si wasis waskitha ngalah), menjadi pemaaf (semune ngaksama, sasamane bangsa sisip), dan memiliki kepedulian tinggi terhadap sesama (yen tan mikani rasa, yekti sepi sepa lir asepah samun), (3) Pendidikan akhlak terhadap Allah SWT. meliputi sembah raga yakni menyembah Tuhan dengan menggunakan gerak anggota tubuh, sembah kalbu yakni amal ibadah yang menggunakan hati, sembah jiwa yakni sembah kepada Hyang Suksma dengan menekankan peranan jiwa, dan sembah rasa yakni menyembah Tuhan dengan alat batin inti ruh (telenging kalbu). |
---|