Pendidikan Seks untuk Remaja dalam Perspektif Para Kyai di Kecamtan Pekalongan Utara Kota Pekalongan

Remaja merupakan masa transisi, masa ini merupakan masa yang labil. Mereka memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Salah satunya berbicara masalah pendidikan seks. Ketika mereka bertanya kepada orang tua, orang tua menganggap ini masalah yang tabu. Sehingga mereka mencari sendiri tentang pendid...

Descrizione completa

Salvato in:
Dettagli Bibliografici
Autori principali: Drs. H. Abdul Muin, M.A, Makmur Sofyan Mustofa (2021212082)
Natura: Online
Lingua:Indonesia
Pubblicazione: Prodi S-1 Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan 2016
Accesso online:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=993285
Tags: Aggiungi Tag
Nessun Tag, puoi essere il primo ad aggiungerne! !
Descrizione
Riassunto:Remaja merupakan masa transisi, masa ini merupakan masa yang labil. Mereka memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Salah satunya berbicara masalah pendidikan seks. Ketika mereka bertanya kepada orang tua, orang tua menganggap ini masalah yang tabu. Sehingga mereka mencari sendiri tentang pendidikan seks melalui media-media elektronik, salah satunya melalui internet. Terbukti ketika para remaja ke warnet mengakses situs-situs tentang seks. Hal ini diamati oleh penulis, karena penulis memiliki warnet yang sering dikunjungi oleh para remaja. Penulis merasa sedih melihat fenomena seperti itu. Dari sini sosok kyai sebagai bagian yang sangat penting dan panutan masyarakat diharapkan dapat membongkar pemahaman orang tua yang salah terhadap pendidikan seks dan mengembalikan seks pada fitrahnya yang suci. Kyai berfungsi menyampaikan informasi-informasi dari luar lingkungan yang dianggap baik dan membuang informasi yang dianggap kurang baik bagi masyarakat. Kyai diharapkan dapat memberikan masukan yang benar tentang pendidikan seks, yang nantinya dapat dijadikan rujukan bagi masyarakat dalam memberikan pendidikan seks terhadap remaja dan anak-anak mereka. Berdasarkan latar berlakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian tentang pendidikan seks untuk remaja dalam perspektif para kyai di Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan. Untuk itu penulis mengajukan tiga rumusan masalah yaitu : Apakah pendidikan seks perlu diberikan kepada remaja menurut pandangan para kyai? Apa materi yang perlu diberikan kepada remaja dalam pendidikan seks menurut pendapat para kyai? Bagaimana metode pendidikan seks menurut pandangan kyai di Kecamatan Pekalongan Utara?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan para kyai di Kecamatan Pekalongan Utara tentang pendidikan seks, untuk mengetahui materi pendidikan seks yang harus diberikan kepada remaja di Kecamatan Pekalongan Utara, dan untuk mengetahui metode pendidikan seks yang tepat menurut pandangan para kyai di Kecamatan Pekalongan Utara. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan metode analisisnya yaitu dengan teknik analisa deskriptif , yaitu metode yang digunakan terhadap suatu data yang dikumpulkan, kemudian disusun, dijelaskan, dan sekaligus dianalisa. Dengan merujuk pada data yang diperoleh, didapat suatu jawaban bahwa para kyai di kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan berpandangan bahwa pendidikan seks perlu diajarkan kepada para remaja untuk mengantisipasi dampak negatif dari penyimpangan seksual. Dari kegiatan analisis yang dilakukan, didapat suatu simpulan bahwa pendidikan seks sangat penting untuk diberikan kepada remaja. Materi yang harus diberikan dalam pendidikan seks meliputi thoharoh, identifikasi baligh, kesehatan seksual dalam islam termasuk khitan, pernikahan, kehamilan,pernikahan, dan penyimpangan seksual serta dampaknya dalam kehidupan. Sedangkan metode yang digunakan dalam penyampaian materi pendidikan seks yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian contoh (demonstrasi). Untuk pendekatan yang harus digunakan adalah pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, pendekatan emosional, pendekatan kekeluargaan, pendekatan rasional.