Transmisi Penyebaran Qiroat al Quran di Jawa Oleh Pondok 2 Pesantren Al-Quran

Penelitian ini memfokuskan perhatian pada ikhtiar menjawab pertanyaan tentang bagaimana pondok pesantren al Quran sebagai agen penyebaran qiraat al Quran membelajarkan ilmu tajwid dan ilmu qiraar kepada para muridnya di samping membelajarkan pembacaan qiraat al Quran secara riwayah (talqin dan talaq...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Abdul Muin, Ismail, Akhmad Afroni, Jihad Syari
Format: Online
Language:Indonesia
Published: LP2M IAIN Pekalongan 2017
Online Access:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=995330
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
id oai:slims-995330
recordtype slims
spelling oai:slims-995330Transmisi Penyebaran Qiroat al Quran di Jawa Oleh Pondok 2 Pesantren Al-Quran Abdul Muin Ismail Akhmad Afroni Jihad Syari LP2M IAIN Pekalongan 2017 Indonesia Laporan Penelitian Laporan Penelitian x, 55 hlm., 29 cm., Bibliografi : 52-55 Penelitian ini memfokuskan perhatian pada ikhtiar menjawab pertanyaan tentang bagaimana pondok pesantren al Quran sebagai agen penyebaran qiraat al Quran membelajarkan ilmu tajwid dan ilmu qiraar kepada para muridnya di samping membelajarkan pembacaan qiraat al Quran secara riwayah (talqin dan talaqqi). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif . Hasil analisis menunjukkan bahwa pondok pesantren tahfidz al Quran yang menjadi tempat penelitian mengajarkan qiraat yang sama kepada santrinya, yakni qiraat ashim riwayat Hafash. Pada pondok pesantren Yanbu Kudus mengajarkan qiraat tujuh, sedangkan pondok pesantren Sunan Pandanaran memilih melengkapi diri dengan membuka madrasah formal bagi santrinya daripada mengajarkan qiraat tujuh. Kedua, pondok pesantren Yanbu Kudus menyediakan pembelajaran kitab-kitab qiraat tujuh otoritatif yaitu Sirajul Qari dan al Budur al Zahirah yang keudian dibukukan dalam kitab Faidl al-Barakat oleh KH Arwani Amin. Sementara pondok pesantren Sunan Pandanaran Sleman, mengajarkan kitab-kitab tajwid. Ketiga, kedua pondok pesantren sama-sama mengajarkan qiraat sesuai cara-cara yang telah dipraktekkan ulama salaf, yakni secara riwayah dan secara dirayah. Kesimpulan penelitian secara umum, bahawa berdasar pengukuran terhadap qiraat apa yang diajarkan, kitab-kitab yang dipergunakan sebagai pedoman dan terhadap praktek pembelajarannya, proses transmisi qiraat al Quran oleh kedua pondok pesantren yang menjadi tempat penelitian merupakan kontinuitas alias persambungan dari tradisi penyebaran sebagaimana telah dilakukan sejak masa nabi, masa sahabat, masa tabiun hingga masa para ulama ahli-ahli ilmu-ilmu al Quran. Penelitian ini memfokuskan perhatian pada ikhtiar menjawab pertanyaan tentang bagaimana pondok pesantren al Quran sebagai agen penyebaran qiraat al Quran membelajarkan ilmu tajwid dan ilmu qiraar kepada para muridnya di samping membelajarkan pembacaan qiraat al Quran secara riwayah (talqin dan talaqqi). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif . Hasil analisis menunjukkan bahwa pondok pesantren tahfidz al Quran yang menjadi tempat penelitian mengajarkan qiraat yang sama kepada santrinya, yakni qiraat ashim riwayat Hafash. Pada pondok pesantren Yanbu Kudus mengajarkan qiraat tujuh, sedangkan pondok pesantren Sunan Pandanaran memilih melengkapi diri dengan membuka madrasah formal bagi santrinya daripada mengajarkan qiraat tujuh. Kedua, pondok pesantren Yanbu Kudus menyediakan pembelajaran kitab-kitab qiraat tujuh otoritatif yaitu Sirajul Qari dan al Budur al Zahirah yang keudian dibukukan dalam kitab Faidl al-Barakat oleh KH Arwani Amin. Sementara pondok pesantren Sunan Pandanaran Sleman, mengajarkan kitab-kitab tajwid. Ketiga, kedua pondok pesantren sama-sama mengajarkan qiraat sesuai cara-cara yang telah dipraktekkan ulama salaf, yakni secara riwayah dan secara dirayah. Kesimpulan penelitian secara umum, bahawa berdasar pengukuran terhadap qiraat apa yang diajarkan, kitab-kitab yang dipergunakan sebagai pedoman dan terhadap praktek pembelajarannya, proses transmisi qiraat al Quran oleh kedua pondok pesantren yang menjadi tempat penelitian merupakan kontinuitas alias persambungan dari tradisi penyebaran sebagaimana telah dilakukan sejak masa nabi, masa sahabat, masa tabiun hingga masa para ulama ahli-ahli ilmu-ilmu al Quran. Transmisi. Al Quran Qiroat Pesantren - Metode 2X7.341 3 http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=995330 LP 18.022 MUI t 18LP180022.00
institution IAIN Pekalongan
collection Book
language Indonesia
format Online
author Abdul Muin
Ismail
Akhmad Afroni
Jihad Syari
spellingShingle Abdul Muin
Ismail
Akhmad Afroni
Jihad Syari
Transmisi Penyebaran Qiroat al Quran di Jawa Oleh Pondok 2 Pesantren Al-Quran
author_facet Abdul Muin
Ismail
Akhmad Afroni
Jihad Syari
author_sort Abdul Muin
title Transmisi Penyebaran Qiroat al Quran di Jawa Oleh Pondok 2 Pesantren Al-Quran
title_short Transmisi Penyebaran Qiroat al Quran di Jawa Oleh Pondok 2 Pesantren Al-Quran
title_full Transmisi Penyebaran Qiroat al Quran di Jawa Oleh Pondok 2 Pesantren Al-Quran
title_fullStr Transmisi Penyebaran Qiroat al Quran di Jawa Oleh Pondok 2 Pesantren Al-Quran
title_full_unstemmed Transmisi Penyebaran Qiroat al Quran di Jawa Oleh Pondok 2 Pesantren Al-Quran
title_sort transmisi penyebaran qiroat al quran di jawa oleh pondok 2 pesantren al-quran
description Penelitian ini memfokuskan perhatian pada ikhtiar menjawab pertanyaan tentang bagaimana pondok pesantren al Quran sebagai agen penyebaran qiraat al Quran membelajarkan ilmu tajwid dan ilmu qiraar kepada para muridnya di samping membelajarkan pembacaan qiraat al Quran secara riwayah (talqin dan talaqqi). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif . Hasil analisis menunjukkan bahwa pondok pesantren tahfidz al Quran yang menjadi tempat penelitian mengajarkan qiraat yang sama kepada santrinya, yakni qiraat ashim riwayat Hafash. Pada pondok pesantren Yanbu Kudus mengajarkan qiraat tujuh, sedangkan pondok pesantren Sunan Pandanaran memilih melengkapi diri dengan membuka madrasah formal bagi santrinya daripada mengajarkan qiraat tujuh. Kedua, pondok pesantren Yanbu Kudus menyediakan pembelajaran kitab-kitab qiraat tujuh otoritatif yaitu Sirajul Qari dan al Budur al Zahirah yang keudian dibukukan dalam kitab Faidl al-Barakat oleh KH Arwani Amin. Sementara pondok pesantren Sunan Pandanaran Sleman, mengajarkan kitab-kitab tajwid. Ketiga, kedua pondok pesantren sama-sama mengajarkan qiraat sesuai cara-cara yang telah dipraktekkan ulama salaf, yakni secara riwayah dan secara dirayah. Kesimpulan penelitian secara umum, bahawa berdasar pengukuran terhadap qiraat apa yang diajarkan, kitab-kitab yang dipergunakan sebagai pedoman dan terhadap praktek pembelajarannya, proses transmisi qiraat al Quran oleh kedua pondok pesantren yang menjadi tempat penelitian merupakan kontinuitas alias persambungan dari tradisi penyebaran sebagaimana telah dilakukan sejak masa nabi, masa sahabat, masa tabiun hingga masa para ulama ahli-ahli ilmu-ilmu al Quran.
publisher LP2M IAIN Pekalongan
publishDate 2017
url http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=995330
_version_ 1690546314352263168
score 11.174184