Makna Syukur dalam Pandangan Syeh Abdul Qadir Al-Jailani ( Analisis Semantik Tafsir Jailani)

Sastra bahasa yang indah merupakan sebuah kemukjizatan tersendiri yang dimiliki Al-Quran, hal tersebut diperlihatkan melalui keindahan susunan kata dalam ayat Al-Quran yang menakjubkan. Karena hal itu, sering sekali ketika dalam memahami ayat Al-Quran terjadi banyak perbedaan yang muncul baik...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Eko Ferdianto (2031115001), H. Miftahul Ula, M.Ag
Format: Online
Language:Indonesia
Published: Jurusan S-1 Ilmu Al Quran dan Tafsir FUAD IAIN Pekalongan 2019
Online Access:http://103.142.62.240:80/perpus/index.php?p=show_detail&id=999267
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Sastra bahasa yang indah merupakan sebuah kemukjizatan tersendiri yang dimiliki Al-Quran, hal tersebut diperlihatkan melalui keindahan susunan kata dalam ayat Al-Quran yang menakjubkan. Karena hal itu, sering sekali ketika dalam memahami ayat Al-Quran terjadi banyak perbedaan yang muncul baik dari para pakar ataupun dari kalangan orang Islam pada umumnya. Dalam memahami nash Al-Quran seorang pengkaji dituntut agar mempersiapkan diri. Salah satu sarana dalam memahami Al-Quran yaitu dengan menggunakan pendekatan semantik atau kebahasaan. Seperti kata “Syukur” dalam pengertian secara umum diartikan sebagai bentuk rasa terimakasih atas nikmat yang diberikan Allah kepada hambanya. Namun ketika dikaji dengan pendekatan semantik akan diperoleh berbagai bentuk pengertian, kemudian ketika diteliti melalui tafsir yang bercorak sufistik maka akan menemukan makna syukur yang berbeda dari penafsiran yang lainnya. Berawal dari gagasan inilah peneliti tertarik dan ingin melakukan kajian ini. penelitian ini berjudul “Makna Syukur Dalam Pandangan Syeh Abdul Qadir Al-Jailani Analisis Semantik Tafsir Jailani”, ini adalah sebuah kajian yang meneliti pemaknaan kata syukur dalam Tafsir Jailani Karya Syeh Abdul Qadir Al-Jailani dengan menggunakan pendekatan semantik. Melalui kitab tafsirnya tersebut, seorang ulama yang terkenal dengan gelarnya Sulthonul Auliya atau rajanya para wali, tentunya karena ilmu beliau dan spiritualnya sampai tingkat tertinggi dalam penghambaannya. Pendekatan ilmiah ini menggunakan sudut pandang sufistik, yang merupakan salah satu corak dalam menafsirkan ayat-ayat dalam Al-Quran dengan melihat sisi lain, dalam sebuah ayat yang ditafsirkan baik melalui ilham ataupun yang lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan kata syukur dalam Tafsir Jailani, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode semantik, sebab dalam mencari kata dalam Al-Quran menggunakan semantik adalah sebuah alternatif memahami kata bahasa dan menjadi salah satu gagasan baru didalam memahami makna suatu kata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna syukur dalam pada Tafsir Jailani ini mempunyai makna yang berbeda dari yang lainnya dan menggunakan teori Tosihiko Izutsu didalam memahami makna katanya walaupun tidak dijelaskan secara spesifik. Melalui gagasan dan cara baru milik tosihiko izutsu didalam memahami makna syukur, maka akan didapat pemahaman makna yang jelas, karena didalam teori ini ada struktur tahapannya ketika memaknai sebuah kata dalam Al-Quran.